Friday, 21 February 2020

KULIAH BIDAN DIII & SARJANA PROFESI (full link & tanya jawab)

Assalamualaikum..
Halo semuanya..
Bersama dengan platform @intipjurusan dan @intipkuliah, saya ceritakan pengalaman kuliah kebidanan selama ini.
Gimana sih sistem kuliahnya dan apa aja yang dipelajari selama kuliah bidan. Lantas apa perbedaan kuliah D3 dan Sarjana? Trus apa sih itu jenjang kuliah Profesi Bidan?


Yuk baca dulu.
HAPPY READING ;) 


Buat adek-adek yang penasaran dengan kuliah Bidan jenjang D3 di POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3



Gimana sih kuliah bidan jenjang S1 Terapan & Profesi Bidan di POLTEKKES KEMENKES SEMARANG.. 

Lalu, apa bedanya lulusan Bidan S1 Profesi dan D3 bidan? Sudah diatur dalam Keputusan Menkes No. 320 tahun 2020, di dalamnya terdapat rincian semua kompetensi yang dicapai di masing-masing jenjang pendidikan. SILAHKAN BACA DISINI

Baca juga artikel lainnya yang membahas tentang Regulasi UU Kebidanan terbaru KUPAS UU KEBIDANAN + QnA

Jika masih belum jelas, kalian bisa simak video Youtube dalam pembicaraan Talk Interactive saya membahas Kuliah Bidan disini

F A Q (UPDATED)

Assalamu'alaikum.. Apa kabar semua?
Ada banyak pertanyaan yang masuk ke dalam artikel website @intipjurusan & @intipkuliah. Namun ada beberapa yang bertanya langsung lewat chat/DM, dan berikut adalah pertanyaan menarik yang perlu dibahas kali ini...

Kak, Peluang kerja bidan besar gak? Katanya Bidan sekarang sudah kalah sama dokter obgyn, katanya peluang kerja bidan kecil dan tidak sebesar perawat?

  *cuplikan pertanyaan
Beberapa adik-adik dari SMA banyak yang menanyakan tentang hal ini dan meminta saya untuk memberikan pendapat. Namun, Secara pribadi saya hanya akan menjawab secara umum saja. Karena mengenai profesi kesehatan, apapun jurusannya, pastilah setiap orang yang bekerja dalam jurusan itu akan membela profesinya masing-masing. Itu wajar dan memang tercatat dalam sumpah profesi kesehatan. 👍


Pertama, saya akan jelaskan dulu beberapa poin penting untuk membuka pemahaman adik-adik semua.. Mengenai jurusan pada masing-masing profesi kesehatan, sudah ada Undang-undang yang mengatur. Semua jurusan profesi kesehatan memiliki regulasi dan wewenang kompetensi masing-masing yang masyarakat awam tidak ketahui. Dalam konteks pertanyaan para adik-adik itu, mengenai profesi dokter, bidan dan perawat yang akan saya bahas disini adalah bahwa semua profesi tersebut memiliki "BATAS KEWENANGANNYA". Batasan ini sudah diatur dalam undang-undang, sah dan wajib dilaksanakan. Kalau kepo, apa aja sih wewenang bidan itu? Kan ada lulusan D3 dan S1 Profesi, bedanya apa? Nah baca salinan filenya langsung KLIK DISINI. Sehingga tidak ada satupun profesi kesehatan di dunia ini yang melewati batas kewenangannya, berkurang atau "tersingkirkan". Semakin bertambahnya dan berkembangnya ilmu pengetahuan, justru semakin banyak muncul jurusan kesehatan baru. 

Kedua, mengenai peluang kerja. Saya akan mengulas hal ini dari sudut pandang pendapat pribadi. Saya akan berikan sebuah kalimat prinsip yang saya ambil dari Negeri Sakura, bahwa "satu-satunya profesi yang akan tetap dicari dan dibutuhkan dalam sebuah negara sampai negara itu hancur adalah tenaga kesehatan, bahkan dalam kondisi perang dunia sekalipun, tenaga kesehatan wajib dilindungi nyawa dan keberadaannya." Peluang kerja bagi lulusan tenaga kesehatan akan terus dan tetap dibutuhkan dimanapun dan apapun kondisinya. Tidak ada yang bisa mengambil alih satu profesi kesehatan untuk digantikan dengan profesi yang lainnya. Karena tenaga kesehatan adalah rekan sejawat, bekerja dalam kerjasama tim. Kalau masih penasaran apa bedanya kewenangan dan kompetensi masing-masing profesi, silahkan cari di google tentang undang-undang yang membahas kewenangan masing-masing profesi. Setiap profesi kesehatan bahkan memiliki jalur pendidikan hingga perguruan tinggi sampai gelar Doktoral/S3. Semua profesi memiliki hak dan kewajibannya masing-masing yang tidak bisa digantikan dengan orang lain. 

Bicara masalah ini, seperti membicarakan sebuah diskriminasi. Dalam hal ini yang menjadi sasaran diskriminasi adalah sebuah profesi kesehatan. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, tidak ada persaingan profesi antar tenaga kesehatan, yang terjadi hanyalah persaingan kami untuk terus menuntut ilmu dan mengasah kemampuan kami. Saya pribadi, tidak akan menjelaskan perbedaan masing-masing profesi karena akan memakan waktu lama. Pemahaman masyarakat yang salah kaprah tentang perbandingan (baik gaji/kompetensi) antar profesi kesehatan yang terkadang informasinya didapatkan dari tenaga kesehatan itu sendiri rasanya perlu dihilangkan dan diluruskan, karena menurut saya, tenaga kesehatan yang baik adalah yang tidak hanya sekedar mampu merawat/menyembuhkan pasien, tapi juga harus menjadi role model yang baik, bagi juniornya, masyarakat dan rekan sejawat. 

Poinnya adalah.. dalam undang-undang dan sumpah semua jenis profesi kesehatan WAJIB melindungi rekan sejawatnya dan menjaga nama baik profesi. 

Dan mengenai gaji masing-masing profesi, rasanya tidak etis jika membandingkannya satu sama lain. Segala bentuk upah pekerjaan di Indonesia juga sudah diatur oleh Undang-undang. Suatu upah atau gaji itu diberikan tidak hanya berdasarkan jenis pekerjaannya melainkan juga beban kerja, jabatan, kinerja, kompetensi/skill/kemampuan individu dan masih banyak lagi perhitungan yang lainnya tergantung dari tempat dimana kita bekerja. So, kalau kamu mau gaji besar, jangan hanya lihat profesinya, berkaca juga sejauh mana kompetensi yang kita punya? Ingat, dalam Islam setiap gaji yang diperoleh dan amanah yang diberikan akan dihisab, jadi lebih baik mencari berkahnya, bukan besarnya.

Lantas apa buktinya jika bidan masih diperlukan? Banyak sekali kewenangan dan tindakan yang menjadi ranah kebidanan. Selain persalinan normal, semua yang berkaitan kesehatan ibu dan anak, kesehatan remaja, kesehatan reproduksi, tumbuh kembang anak, kontrasepsi, deteksi kanker serviks, bahkan manajemen rumah sakit pun ada andil profesi bidan disana, masih banyak kewenangan bidan lainnya. Kemenkes sudah membuat draf KMK terbaru yang membahas perbedaan standar profesi bidan lulusan D3 dan S1 profesi, dimana dalam KMK aturan baru tersebut, ranah kewenangan bidan semakin meluas, belum banyak yg tahu hal ini. Kita tunggu ituu diedarkan yaa.. Sebelum permasalahan kesehatan yang saya sebutkan sampai ke ranah dokter spesialis, tentunya itu semua dikelola dan ditangani oleh bidan, memangnya mau siapa lagi? Jika ada yang beranggapan, tapi kok sekarang banyak yg lahiran di RS? Banyak yang lahirannya operasi SC. Balik lagi saya ingatkan, bahwa kewenangan bidan tidak hanya mengurusi perihal persalinan saja. Dan lagi, persalinan dengan operasi SC jauh berkali-kali lipat lebih beresiko. Saya rasa semua dokter kandungan saja sepakat mengenai hal ini. Jadi itu bukanlah sesuatu hal yang baik dan difavoritkan banyak orang, kemudian yang perlu diketahui adalah tidak semua pasien yang melahirkan di RS itu lantas langsung operasi, belum tentu! Ada beberapa hal yang memang mengharuskan pasien itu melahirkan dalam pengawasan dokter, tapi yang bantuin persalinan tetep bidan dong. 
Banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dalam satu narasi ini, karena saya tidak akan memaksa pemahaman orang lain untuk paham jika dirinya saja tidak mau berusaha untuk paham..

Kesimpulannya dari saya pribadi adalah Tidak perlu menjatuhkan atau membandingkan antar jurusan suatu profesi kesehatan. Semua tenaga kesehatan memiliki ranah kewajibannya masing-masing, dokter tidak bisa bekerja sendiri jika tidak ada perawat, bidan, radiologi dan ahli pemeriksaan penunjang yang lain, begitupun sebaliknya. Tidak ada tenaga kesehatan yang mampu bekerja sendiri dalam menyembuhkan/merawat masyarakat. Bahkan dalam lini terkecil dalam ruang lingkup kesehatan masyarakat, tetap dibutuhkan tenaga kesehatan berbagai jurusan disana.

"Jika kalian merasa tidak sering mendengar lowongan pekerjaan/peluang kerja suatu profesi, tidak berarti profesi tersebut menjadi tergantikan. Jika kalian mendengar maraknya persalinan secara caesar, tidak berarti persalinan normal menjadi hilang. Jika kalian mendengar sebuah isu yang menyudutkan sebuah profesi, dan kalian tidak paham, sebaiknya bertanyalah pada yang berkompeten menjawab, jangan terbiasa menyimpulkan dan berasumsi sendiri dan jangan terbiasa membicarakan/menyebarkan sebuah isu jika tidak tahu kebenarannya.." Oke? 👍

Saran saya untuk adik-adik yang baru lulus SMA, dalam pemilihan jurusan untuk lanjut kuliah, sebaiknya kenali dulu diri kalian minat terhadap bidan keilmuan apa dan diskusikan dengan kedua orang tua. Jika masih kurang, tanyakan kepada saudara/orang yang berkompeten di bidangnya dan cari orang-orang yang bisa mengarahkan secara objektif, sehingga pemahaman yang didapatkan pun lebih luas. Apapun jurusan yang kalian akan pilih, tekuni dengan serius, semangat terus belajar dan jangan mudah mengeluh!.. Bagi yang sudah memiliki tekad bulad masuk dalam dunia kesehatan, tetap semangat dan terus belajar mengasah kemampuan diri. Karena tidak hanya kepandaian secara teori tapii juga diperlukan skill/kemampuan yang bagus untuk dapat menjadi tenaga kesehatan yang kompeten di bidangnya. Menjadi tenaga kesehatan artinya sudah siap untuk terus belajar, dan semakin seringnya belajar semakin paham bahwa diri masih banyak kekurangan dan menjadikan diri semakin rendah hati.


****
Masih mau nanya langsung? klik https://t.me/mbakbidan

Semangat bagi adik-adik SMA. Kami semua rekan sejawat, saling kerjasama dan saling membutuhkan.
Kami tunggu menjadi penerus kami semua di berbagai bidang kesehatan, ya! 😇


THANKS TO @intipjurusan.com @intipkuliah.com.



Last updated : 9 Juli 2020


No comments:

Post a Comment