Tuesday, 30 July 2013

Kisah Nyata: Ajaibnya Dzikir Saat Sakit


     Bulan puasa tahun 2010 nampaknya menjadi ramadhan indah bagiku, karena saat itulah aku mulai masuk di bangku SMA. Keceriaan menyambut ramadhan pun terpancarkan dari setiap gerak-gerikku. Tak ada yang berbeda dari ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan mungkin kali ini jauh lebih menarik bagiku.
     Awalnya, puasaku berjalan lancar tanpa hambatan, sampai akhirnya setelah aku berhari-hari puasa, tiba-tiba saat sore menjelang tubuhku terasa sangat lemas bahkan ingin sekali rasanya aku pingsan. Entah apa yang terjadi pada diriku, semula kau mengira jika aku hanya kelelahan biasa atau mungkin karena asupan makanan yang kurang. Namun, saat waktu berbuka tiba, mendadak kepalaku terasa sangat sakit seperti ingin meledak. Aku berusaha untuk menahannya. 
       Usai berbuka, demi bisa lancar melakukan sholat tarawih, aku minum obat sakit kepala biasa. Namun, aku memang tidak merasakan perubahan terjadi pada rasa sakitku. Bukannya perlahan menghilang, tapi rasa sakit itu justru seolah diam tak bergerak dan terus menyiksaku. Kejadian ini terus berlangsung hingga dua hari, dan orangtuaku memutuskan untuk membawaku ke dokter. Disana, aku diberitahukan jika terkena penyakit tifus. Namun, dokter pun mengatakan jika masing-masing orang memiliki rasa sakit dan gejala yang berbeda di setiap sakitnya. Dan aku rasa, akulah yang paling menderita dibandingkan yang oranglain alami. Karena anehnya, meski telah berobat, rasa sakit di kepala ini tak kunjung hilang. Ini bukan sakit kepala biasa, bukan juga pusing. Tapi ini benar-benar menyakitkan. Aku layaknya insan yang terdiagnosa terkena kanker otak. Rasa sakit itu benar-benar membuatku seringkali merintih kesakitan. Semangatku hampir patah, aku telah berbicara dalam hati jika malaikat pencabut nyawa akan segera datang, maka orang pertama yang akan aku mintai maaf adalah Ibuku. Aku benar-benar layaknya orang yang sedang menunggu malaikan izrail datang. Ibuku yang terus memantau keadaanku pun terlihat sangat khawatir, kalau ada penyakit lain yang belum terdeteksi. 
      3 hari.. 4 hari... rasa sakit itu tak kunjung menghilang. Aku hanya bisa berbaring lemas di tempat tidur, sambil selalu mengucapkan tasbih dan senantiasa berdzikir kepada Allah. Dan disinilah ajaibnya sebuah kalimat dzikir. Aku berharap dengan berdzikir, semoga rasa sakit itu cepat hilang. Dan dugaanku tak meleset, setiap kali aku berdzikir, rasa sakit itu perlahan berkurang sakitnya. Tapi, disaat aku berhenti berdzikir atau mengganti dengan kalimat tasbih lainnya (misalnya, astaghfirullah) maka rasa sakit itu kembali muncul, bahkan semakin sakit. Ini membuatku merasa aneh, kenapa disaat aku menyebutkan kalimat dzikir (subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar) rasa sakit itu seolah takut dan perlahan memudar, tapi disaat aku menggantinya dengan kalimat yang lain (astaghfirullah) rasa sakit itu kembali muncul dan menyiksaku???
       Inikah keajaiban sebuah kalimat dzikir? Kalimat dzikir yang mampu memudarkan rasa sakit yang sangat menyiksa seorang insan manusia.. Ini sunguh kuasa Allah. Setelah itu, aku selalu tak henti mengucapkan kalimat dzikir itu demi bisa perlahan mengurangi  sakit yang telah berhari-hari menyiksa batin dan jiwaku. Meski hingga hari ke-5 sakit itu tak kunjung sembuh, tapi tiap kali kalimat dzikir itu disebutkan, maka sakit itu seolah takut dan sedikit berkurang.
      Kebetulan tanteku adalah seorang dokter, dan saat itu ia sedang bertugas di salah satu rumah sakit besar di Jakarta (RSCM). Ibuku pun menghubungi tanteku dan berharap jika tanteku bisa memberika masukan apa yang harus dilakukan supaya sakitku segera sembuh. Niat awal ibuku adalah dengan melakukan cek x-ray (rontgen). Tapi setelah bicara panjang lebar, akhirnya ibuku mengurungkan niat itu, karena menurut tanteku, sakitku itu memang lama sembuhnya, tapi penyakit tifus itu akan sembu dengan sendirinya, memang dibutuhkan kesabaran dan kekuatan ekstra dalam menjalani hari-hari dengan penyakit yang menyerang usus itu.
     Entah keajaiban atau apa, pada hari ke-6, rasa sakit itu benar-benar hilang seolah lenyap dari kepalaku. Dan aku sangat gembira. Akhirnya aku tak lagi harus berkutat dengan kesakitan yang nyaris membuatku patah semangat karena aku mengira umurku tak panjang lagi. Tak dapat dimunafikan, sakit kepala yang kurasakan benar-benar layaknya aku merasakan pasien yang terkena kanker otak stadium akhir!! Tapi semuanya adalah kehendak Allah. Dzikir yang selalu dilantunkan membawaku pada kesembuhan yang nyata. Keajaiban dzikir itu tak akan pernah aku lupakan, dan hari-hari tersulitku itu akan selalu aku ingat jika segala sesuatunya pasti berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Karena hanya dengan kehendakNya-lah kita dapat merasakan sebuah kenikmatan yang tiada tara.



Readers, itulah kisah nyata yang admin bisa sampaikan semoga kisah dari para saudara-saudara kita ini bisa dijadikan pelajaran berharga dan senantiasa membuat kita dekat dengan sang Ilahi.
Kisah nyata ini diambil dari kisah seorang teman, orang lain atau bahkan diri sendiri.
Sampai jumpa lagi.. ;)

No comments:

Post a Comment