Bagi yang belum baca bagian Part 1 nya silahkan baca dulu ya.. klik disini
Di PART 1 sudah dibahas mengenai permulaan bagaimana menyiapkan masalah/tema serta mental untuk beperang ke depan mengerjakan Tugas akhir ini. Demi sebuah gelar dan melihat senyum orang tua, alright? ;)
The next is..
3. Setelah judul didapatkan, acc pembimbing di dapatkan, selanjutnya adalah membangun BAB 1 & 2. bahkan jika perlu rampungkan sekalian sampai BAB 3. Ini juga bisa digunakan, supaya konsulnya sekalian dibaca. Apalagi ada tipe pembimbing yang hobinya menumpuk skripsi mahasiswanya ;)
Untuk membangun latar belakang, biasanya diawali dengan perkenalan dengan target masalah, misalnya kanker serviks. Kemudian, paragraf berikutnya sudah membahas angka-angka kejadian, kematian maupun kesakitan dari tingkat Dunia, Indonesia, Provinsi, tingkat Kota atau Rumahsakit/puskesmas yang akan dijadikan tempat penelitian.
Merangkai kalimat di latar belakang ini kadang menjadi kendala tersendiri bagi beberapa mahasiswa. Kuncinya, Jangan mengggunakan kata sambung di awal kalimat. Bentuklah sebuah kalimat menjadi sebuah kalimat aktif. Dari paragraf sebelumnya, misalnya tentang angka kematian, disambungkan kepada pengobatan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan apa saja upaya yang direkomendassikan oleh Dunia maupun yang sudah dilakukan di indonesia mengenai hal itu. Merangkai latar belakang ini memang harus dibaca berulang kali supaya mendapatkan urutan paragraf yang nyambung dengan judul yang kita pilih.
Pada bagian Tujuan, agak diperhatikan sedikit, biasanya dosen kerap mengoreksi bagian ini karena tujuan ini akan nyambung dengan Bab terakhir alias penutup. Tujuan ini juga berpengaruh pada metode penelitian yang digunakan.
Penulisan di Bab 1 ini dirasa masih lumayan mudah, tinggal bagaimana koreksi dari pembimbing saja.
Pada bab 2, saya beri saran hanya memasukkan teori yang memang benar-benar dibutuhkan menjawab penelitian kita. Kunci menyusun Bab 2 adalah, sekiranya teori apa sih yang akan kita butuhkan untuk menjabarkan pembahasan dari hasil akhir penelitian kita nanti. Jangan terlalu banyak menulis sampai belasan lembar. Lebih baik sedikit tapi sesuai dengan yang dibutuhkan. Misalnya, di jurusan kebidanan, jika ingin mengangkat kasus kanker serviks, tidak perlu lagi memasukkan teori tentang gambar anatomi serviks itu seperti apa. Bab 2 adalah fokus teori, bukan kalimat bertele-tele yang kita anggap bisa digunakan sebagai bahan 'penebal' skripsi. Jika mendapatkan dosen yang kritis, atau untuk thesis dan disertasi, biasanya dosen tidak menyukai Bab 2 yang terlalu tebal.
4. Sitasi & Daftar Pustaka
Gunakan End Note atau Mendeley, Bebas, tergantung kalian lebih nyaman yang mana. Saya pribadi terlanjur menggunakan Mendeley sejak D3 karena langsung mendapat pengarahan dari bapak Lukman (lupa jabatannya apa ;) dari Kemenristek Dikti yang sudah mengenalkan Mendeley.
Mendeley ini membuka aplikasinya menggunakan internet.
Kegunaannya dari 2 aplikasi ini adalah selain untuk memudahkan pembuatan sitassi dan daftar pustaka, mempermudah kita jika ingin mencopy sebuah file yang tidak bisa di copy (trik mendeley) hehe..;)
Jangan lupa mengatur settingan jenis sitasi yang diatur oleh kampus, apakah jenis Harvard atau American dll. Kemudian, jangan lupa jika sedang berselancar mencari materi di google, dan jika takut lupa, kalian bisa copy Url Link file tersebut ke mendeley. Agar jika suatu saat butuh, atau filenya menghilang, bisa di download ulang.
5. Menyimpan & Mengatur File
Saran.. Back up lah file di beberapa tempat. GoogleDrive, One drive, Email Gmail, Line Keep dan lain-lain. Pisahkan folder daftar pustaka dengan folder berisi Bab 1 sampai Bab akhir serta file halaman pengesahan, pengantar dll. Supaya terlihat rapih dan tidak memusingkan jika dilihat.
Ini sekedar pengalaman pribadi, jika sedang mendownload file yang terlalu banyak, terkadang, kita sulit lagi menemukan mana file yang kita ingin buka. Jika saya, caranya, setelah menemukan suatu jurnal, misalnya jurnal itu ada isi yang saya butuhkan, tentang pengobatan kemoterapi. Maka saat mendownload file, beri saja judul dengan bahasa sendiri, jangan menggunakan nama file asli. Misal nama filenya adalah "obat kemo1" atau "manfaat aromaterapi" nah, ini akan mempermudah kita dalam mencari file kelak jika dibutuhkan.
Intinya, buatlah pembuatan skripsi ini menjadi enjoy dan tidak memusingkan hanya karena file yang berantakan. Buatlah pembuatan skripsi ini menjadi lebih mudah dengan massalah sepele seperti pemberian nama file.
semuanya sudah diatur dengan apik. Kadang file yang bikin pusing karena berantakan bisa menurunkan mood mengetik skripsi lho.. ! hehehe.
Nulisnya agak dilongkap yaa.. untuk BAB 3 kayaknya bakal agak panjang nanti. Jadi lanjut ke Part selanjutnya.. SKRIPSI PART 3
Have a nice day !
Tuesday, 2 April 2019
Welcome To Skripsweet : Skripsi part 1
Kali ini ingin berbagi cerita seputar pembuatan Skripsi, berbagi trik dan yang lainnya sedikit curhat ;)
Sebenarnya ini bukan hanya untuk Skripsi, tapi bisa juga untuk LTA D3, Thesis ataupun Disertasi. Hanya saja konteks kesulitannya dan target yang dicapai mungkin agak lain..
Ini hanyalah sharing pengalaman pribadi selama menggarap penelitian quasy eksperimen, berhubung saya dari Jurusan Kesehatan, jadi mungkin akan berbeda dengan jurusan lainnya ya.. Menyesuaikan saja.
1. Ketika pengumuman nama pembimbing dibagikan, pasti ekspresinya beragam, antara senang, sedih, bersyukur dan lain lain. Saat itulah mahasiswa mulai dituntut untuk memilih satu judul untuk diajukan. Oke lebih tepatnya adalah mencari tren masalah. Pahami ranah jurusan yang kamu ambil. Bidang apa. Masalah apa yang sedang Tren. Masalah apa yang belum terpecahkan dan mampu dipecahkan dengan penelitian. Misalnya jurusan kebidanan, ranahnya adalah siklus kehidupan perempuan, anak bahkan mungkin gizi. Kemudian lihat di buku panduan dari kampus, biasanya ada list/daftar target penelitian yang diinginkan pihak kampus untuk dilakukan mahasiswanya. Di kampus saya, ada salah satu target rencananya adalah membahas penelitian tentang JKN/BPJS serta penerapan teknologi tepat guna.
Tentukan minatmu dibagian bidang apa. Contoh, kebidanan, ada yang minat membahas masalah Anak, ibu hamil, Anemia, bersalin, Kesehatan non farmakologis atau lainnya..
Karena penelitian ini akan semakin membuat kita mudah memahami jika pembahasannya adalah yang menarik buat kita.
Pencarian masalah ini tidak bisa ditemukan jika hanya berpangku tangan dan melamun memikirkannya. Kuncinya adalah sering-sering baca jurnal. Sering-sering buka Google Scholar, Researche Gate, NCBI atau yang lainnya. Dan jumlah jurnal yang dibaca pun jangan sedikit. Minimal 30 file atau lebih.
Kemudian, Ketika membuka sebuah file Naskah publikasi dari suatu kampus, maka akan tampak latarr belakang, kemudian metode penelitian hingga hasilnya. Dibaca dicermati dengan seksama, bagaimana caranya, bagaimana hasilnya. Jika beruntung, ada beberapa naskah yang menampilkan bagian 'Saran' dibagian paling akhir sebuah penelitian. Disitulah menjadi satu angin segar bagi mahasiswa yang belum menemukan masalah. Karena biasanya penulis menyebutkan, variabel apa lagi yang harus diteliti di penelitian berikutnya. Kita bisa menggunakannya, bisa juga tidak. Atau menggunakan variabel salah satunya kemudian di mix dengan yang lainnya. Bebas. Terserah.
Beberapa jurnal pun menampilkan bentuk file secara utuh. Justru dari situ kita bisa belajar dan menentukan tema apa yang akan kita ambil.
Dalam pencarian di google/scholar jangan terlalu baku. Ketik saja yang menjadi kata kunci yang kita butuhkan. Ini meenjadi salah satu trik sih, karena saya telah mencobanya. Jika ada kata kunci yang kita inginkan, maka akan keluaar bersama dengan hasil pencariannya.
Jangan lupa juga untuk mengatur tahun yang diinginkan, jangan terlampau lama lewat lebih dari 5-7 tahun, atau sesuai dengan ketentuan kampus.
Dalam mencari tema/masalah sebuah penelitian, untuk tingkat Sarjana/skripsi, kita tidak perlu terlalu tinggi/sulit. Skripsi ini biasanya seputar mencari Hubungan, pengaruh, efektivitas, evaluasi atau bisa juga mencari faktor penyebab, jika masalah tersebut masih terbilang baru-baru ini mencuat, contohnya seperti Stunting.
Perlu diperhatikan juga apakah tema yang akan kita ambil sudah ada di penelitian sebelumnya atau belum. Karena ada banyak mahasiswa yang tidak mempublikasikan penelitiannya ke Jurnal. Sehingga kita tidak bisa mendeteksi apakah judul kita ini sama persis atau tidak dengan yang lain. Hal ini dikembalikan dengan dosen pembimbing. Ada beberapa pembimbing yang sudah memiliki kriteria bagi anak bimbingannya. atau pembimbing yang mengarahkan, atau bisa juga dijadikan penelitian payung (penelitian bercabang). Biasanya pembimbing akan menanyakan sampai sejauh mana kita menguasai teori dari penelitian yang kita ambil itu.
Ketika harus menghadap ke pembimbing untuk mengajukan suatu judul atau tema. Disinilah kemampuan mahasiswa diuji. Kemampuan kita berkomunikasi, mempertahankan pilihan kita di hadapan dosen. Tinjau pula manfaat dan tujuan bagi profesi kelak. Misalnya, jika jurusan kesehatan, adakah manfaatnya menurunkan AKI (angka kematian ibu) atau angka kesakitan? Atau mungkin sebuah terobosan baru. Misalnya seorang mahasiswa kebidanan menciptakan sebuah aplikasi online yang mempermudah kelak di pelayanan kesehatan. Selagi masih dalam konteks jurusan dan profesi kita, tidak ada salahnya mencoba mengembangkan.
Saat mengajukan suatu masalah pun, jangan lupa perkuat di latar belakang, apa yang mendasari kalian mengambil masalah itu? Mengapa harus masalah itu? Jika masalah itu sudah banyak penelitiannya, sekalipun masalah itu tetap ada, rasanya lebih baik cari variabel yang lainnya.
Terlebih jika di kampus akan direncanakan untuk publikasi jurnal nasional/internasional. pemilihan tema akan berpengaruh. Dosen akan mudah diyakinkan jika mahasiswanya pun memahami pilihannya. Sanggup dan menguasai teori dasarnya.
SELAIN latar belakang, jika sudah BERHASIL mendapatkan tema yang diinginkan, masalahnya pun sudah kuat dan menarik. JANGAN LUPA pikirkan bagaimana cara mengukur variabelnya. ini SANGAT PENTING. Sewaktu saya mencari masalah penelitian, setiap kali ingin mengambil suatu masalah, pikiran saya langsung bercabang, bagaimana cara mengukurnya nanti?
Sebuah penelitian dengan syarat variabel nya harus dapat diukur, entah dengan kuesioner maupun wawancara atau yang lainnya. Perhatikan juga apakah alat ukur tersebut sudah pernah digunakan oleh peneliti lain. jika sudah, maka Selamat.. Kamu bisa langsung menggunakannya dengan izin. Atau jika ingin mengubahnya sedikit, dan jika harus membuatnya sendiri, artinya kerjaan kalian akan jadi lebih ekstra banyak karena harus uji validitas.
Jika penelitian yang kalian ambil sebuah eksperimental, pikirkan juga apakah akan mudah diterima pasien/respondennya. Terutama jurusan kesehatan, akan berbenturan dengan Ethical Clearence atau tidak.
Jangan mencari judul yang terlalu mudah juga jangan terlalu sulit, kasar katanya begitu. Untuk yang menyukai tantangan, cobalah sesuatu yang baru. Misalnya penelitian yang saya lakukan, adalah dengan pengobatan non farmakologis untuk pengurangan mual pasca kemo kanker serviks. Walaupun sudah banyak yang melakukan, yang harus membuat menjadi berbeda adalah dari segi model penelitian serta variabel bebasnya. Atau ada beberapa teman kesehatan yang berminat membahas isu JKN pun menjadi suatu tantangan, karena masih jarang dilakukan.
Lagi-lagi banyak-banyaklah membaca jurnal, hasil penelitian orang lain maupun kementerian atau isu terkini mengenai profesi.. Supaya perlahan, kita mampu memahami, dimana letak keunggulan penelitian kita dan jika pun ada kekurangan,kita bisa dan sadar untuk mengoreksinya. Dengan begitu, kita akan mudah berdiskusi dengan dosen dan menjadi mahasiswa yang aktif..
2. Jangan mudah menyerah!
Jika masalah atau judul yang dibuat, terus diganti oleh pembimbing, maka belajarlah dari sana. Putar otak bagaimana supaya bisa mempertahankan judul tersebut, atau setidaknya hanya satu variabel saja yang harus diubah. Jika pembimbing masih kurang sreg dengan pilihan kita, Yakinkan terus. Seandainya pembimbing memiliki pilihan judul lain dan jika tidak sesuai dengan kemauan kita, tolak secara halus. Dengan syarat, kita sudah harus mempersiapkan masalah yang ingin kita angkat yang juga tak kalah menarik dari yang dimiliki dosen.
Cara mengatasi Rasa Malas adalah dengan melakukan aktivitas yang disukai sebagai penjeda. Dan nanti akan ada kalanya kita merasa buntu, capek, bosan jika terus menerus di depan laptop untuk mencari sebuah judul maupun teori.
Jika yang dirasakan adalah buntu, atau stuck di tempat, maka yang harus dilakukan adalah memaksakan diri untuk terus membaca. Jika kita kebingungan, bertanya pada teman atau orang yang sudah lebih paham. Rasa stuck ini pernah juga saya alami saat harus berganti judul untuk ketiga kalinya ;)
Rasanya sudah menemukan tema yang pas. Namun variabel dan model penelitian selalu ditolak oleh salah satu pembimbing. Semakin dicari di google. semakin membaca, kok rasanya malah makin bingung ya.. Nah, ambil nafas panjang dulu ;)
Setiap kata kunci yang diketik di halaman google, pastikan sudah langsung menjurus pada apa yang kita ingin dapatkan. Saat terlintas suatu ide, namun ketika dicari justru membuat bingunng, simpan ide itu baik-baik. Kemudian pelan-pelan menelusuri laman pencarian.Karena jika kita sudah stuck tapi justru dibawa main. Maka rasa malas akan terus menerus menghujam. Dan akhirnya gak kelar-kelar. Harus dilawan dan gak mudah nyerah!
Pikiran sedang mumet, stuck ditempat itu sebenarnya adalah awal mula pemanasan kita akan segera menemukan jawabannya. Dan harus segera dicari jawaban dan solusinya. Bukan justru diam atau dilupakan. Ini yang terkadang membuat Skripsi menjadi ngaret terlalu lama.
Bagaimana Manajemen Waktu mengerjakan deadline tanpa begadang? SIMAK SAMPAI PART TERAKHIR..
Bagaimana trik supaya bisa mengerjakan skripsi tanpa begadang dan berhasil tepat waktu? Baca sampai Part 4
Bersambung... SKRIPSI PART 2
Have a Nice Day
Sebenarnya ini bukan hanya untuk Skripsi, tapi bisa juga untuk LTA D3, Thesis ataupun Disertasi. Hanya saja konteks kesulitannya dan target yang dicapai mungkin agak lain..
Ini hanyalah sharing pengalaman pribadi selama menggarap penelitian quasy eksperimen, berhubung saya dari Jurusan Kesehatan, jadi mungkin akan berbeda dengan jurusan lainnya ya.. Menyesuaikan saja.
1. Ketika pengumuman nama pembimbing dibagikan, pasti ekspresinya beragam, antara senang, sedih, bersyukur dan lain lain. Saat itulah mahasiswa mulai dituntut untuk memilih satu judul untuk diajukan. Oke lebih tepatnya adalah mencari tren masalah. Pahami ranah jurusan yang kamu ambil. Bidang apa. Masalah apa yang sedang Tren. Masalah apa yang belum terpecahkan dan mampu dipecahkan dengan penelitian. Misalnya jurusan kebidanan, ranahnya adalah siklus kehidupan perempuan, anak bahkan mungkin gizi. Kemudian lihat di buku panduan dari kampus, biasanya ada list/daftar target penelitian yang diinginkan pihak kampus untuk dilakukan mahasiswanya. Di kampus saya, ada salah satu target rencananya adalah membahas penelitian tentang JKN/BPJS serta penerapan teknologi tepat guna.
Tentukan minatmu dibagian bidang apa. Contoh, kebidanan, ada yang minat membahas masalah Anak, ibu hamil, Anemia, bersalin, Kesehatan non farmakologis atau lainnya..
Karena penelitian ini akan semakin membuat kita mudah memahami jika pembahasannya adalah yang menarik buat kita.
Pencarian masalah ini tidak bisa ditemukan jika hanya berpangku tangan dan melamun memikirkannya. Kuncinya adalah sering-sering baca jurnal. Sering-sering buka Google Scholar, Researche Gate, NCBI atau yang lainnya. Dan jumlah jurnal yang dibaca pun jangan sedikit. Minimal 30 file atau lebih.
Kemudian, Ketika membuka sebuah file Naskah publikasi dari suatu kampus, maka akan tampak latarr belakang, kemudian metode penelitian hingga hasilnya. Dibaca dicermati dengan seksama, bagaimana caranya, bagaimana hasilnya. Jika beruntung, ada beberapa naskah yang menampilkan bagian 'Saran' dibagian paling akhir sebuah penelitian. Disitulah menjadi satu angin segar bagi mahasiswa yang belum menemukan masalah. Karena biasanya penulis menyebutkan, variabel apa lagi yang harus diteliti di penelitian berikutnya. Kita bisa menggunakannya, bisa juga tidak. Atau menggunakan variabel salah satunya kemudian di mix dengan yang lainnya. Bebas. Terserah.
Beberapa jurnal pun menampilkan bentuk file secara utuh. Justru dari situ kita bisa belajar dan menentukan tema apa yang akan kita ambil.
Dalam pencarian di google/scholar jangan terlalu baku. Ketik saja yang menjadi kata kunci yang kita butuhkan. Ini meenjadi salah satu trik sih, karena saya telah mencobanya. Jika ada kata kunci yang kita inginkan, maka akan keluaar bersama dengan hasil pencariannya.
Jangan lupa juga untuk mengatur tahun yang diinginkan, jangan terlampau lama lewat lebih dari 5-7 tahun, atau sesuai dengan ketentuan kampus.
Dalam mencari tema/masalah sebuah penelitian, untuk tingkat Sarjana/skripsi, kita tidak perlu terlalu tinggi/sulit. Skripsi ini biasanya seputar mencari Hubungan, pengaruh, efektivitas, evaluasi atau bisa juga mencari faktor penyebab, jika masalah tersebut masih terbilang baru-baru ini mencuat, contohnya seperti Stunting.
Perlu diperhatikan juga apakah tema yang akan kita ambil sudah ada di penelitian sebelumnya atau belum. Karena ada banyak mahasiswa yang tidak mempublikasikan penelitiannya ke Jurnal. Sehingga kita tidak bisa mendeteksi apakah judul kita ini sama persis atau tidak dengan yang lain. Hal ini dikembalikan dengan dosen pembimbing. Ada beberapa pembimbing yang sudah memiliki kriteria bagi anak bimbingannya. atau pembimbing yang mengarahkan, atau bisa juga dijadikan penelitian payung (penelitian bercabang). Biasanya pembimbing akan menanyakan sampai sejauh mana kita menguasai teori dari penelitian yang kita ambil itu.
Ketika harus menghadap ke pembimbing untuk mengajukan suatu judul atau tema. Disinilah kemampuan mahasiswa diuji. Kemampuan kita berkomunikasi, mempertahankan pilihan kita di hadapan dosen. Tinjau pula manfaat dan tujuan bagi profesi kelak. Misalnya, jika jurusan kesehatan, adakah manfaatnya menurunkan AKI (angka kematian ibu) atau angka kesakitan? Atau mungkin sebuah terobosan baru. Misalnya seorang mahasiswa kebidanan menciptakan sebuah aplikasi online yang mempermudah kelak di pelayanan kesehatan. Selagi masih dalam konteks jurusan dan profesi kita, tidak ada salahnya mencoba mengembangkan.
Saat mengajukan suatu masalah pun, jangan lupa perkuat di latar belakang, apa yang mendasari kalian mengambil masalah itu? Mengapa harus masalah itu? Jika masalah itu sudah banyak penelitiannya, sekalipun masalah itu tetap ada, rasanya lebih baik cari variabel yang lainnya.
Terlebih jika di kampus akan direncanakan untuk publikasi jurnal nasional/internasional. pemilihan tema akan berpengaruh. Dosen akan mudah diyakinkan jika mahasiswanya pun memahami pilihannya. Sanggup dan menguasai teori dasarnya.
SELAIN latar belakang, jika sudah BERHASIL mendapatkan tema yang diinginkan, masalahnya pun sudah kuat dan menarik. JANGAN LUPA pikirkan bagaimana cara mengukur variabelnya. ini SANGAT PENTING. Sewaktu saya mencari masalah penelitian, setiap kali ingin mengambil suatu masalah, pikiran saya langsung bercabang, bagaimana cara mengukurnya nanti?
Sebuah penelitian dengan syarat variabel nya harus dapat diukur, entah dengan kuesioner maupun wawancara atau yang lainnya. Perhatikan juga apakah alat ukur tersebut sudah pernah digunakan oleh peneliti lain. jika sudah, maka Selamat.. Kamu bisa langsung menggunakannya dengan izin. Atau jika ingin mengubahnya sedikit, dan jika harus membuatnya sendiri, artinya kerjaan kalian akan jadi lebih ekstra banyak karena harus uji validitas.
Jika penelitian yang kalian ambil sebuah eksperimental, pikirkan juga apakah akan mudah diterima pasien/respondennya. Terutama jurusan kesehatan, akan berbenturan dengan Ethical Clearence atau tidak.
Jangan mencari judul yang terlalu mudah juga jangan terlalu sulit, kasar katanya begitu. Untuk yang menyukai tantangan, cobalah sesuatu yang baru. Misalnya penelitian yang saya lakukan, adalah dengan pengobatan non farmakologis untuk pengurangan mual pasca kemo kanker serviks. Walaupun sudah banyak yang melakukan, yang harus membuat menjadi berbeda adalah dari segi model penelitian serta variabel bebasnya. Atau ada beberapa teman kesehatan yang berminat membahas isu JKN pun menjadi suatu tantangan, karena masih jarang dilakukan.
Lagi-lagi banyak-banyaklah membaca jurnal, hasil penelitian orang lain maupun kementerian atau isu terkini mengenai profesi.. Supaya perlahan, kita mampu memahami, dimana letak keunggulan penelitian kita dan jika pun ada kekurangan,kita bisa dan sadar untuk mengoreksinya. Dengan begitu, kita akan mudah berdiskusi dengan dosen dan menjadi mahasiswa yang aktif..
2. Jangan mudah menyerah!
Jika masalah atau judul yang dibuat, terus diganti oleh pembimbing, maka belajarlah dari sana. Putar otak bagaimana supaya bisa mempertahankan judul tersebut, atau setidaknya hanya satu variabel saja yang harus diubah. Jika pembimbing masih kurang sreg dengan pilihan kita, Yakinkan terus. Seandainya pembimbing memiliki pilihan judul lain dan jika tidak sesuai dengan kemauan kita, tolak secara halus. Dengan syarat, kita sudah harus mempersiapkan masalah yang ingin kita angkat yang juga tak kalah menarik dari yang dimiliki dosen.
Cara mengatasi Rasa Malas adalah dengan melakukan aktivitas yang disukai sebagai penjeda. Dan nanti akan ada kalanya kita merasa buntu, capek, bosan jika terus menerus di depan laptop untuk mencari sebuah judul maupun teori.
Jika yang dirasakan adalah buntu, atau stuck di tempat, maka yang harus dilakukan adalah memaksakan diri untuk terus membaca. Jika kita kebingungan, bertanya pada teman atau orang yang sudah lebih paham. Rasa stuck ini pernah juga saya alami saat harus berganti judul untuk ketiga kalinya ;)
Rasanya sudah menemukan tema yang pas. Namun variabel dan model penelitian selalu ditolak oleh salah satu pembimbing. Semakin dicari di google. semakin membaca, kok rasanya malah makin bingung ya.. Nah, ambil nafas panjang dulu ;)
Setiap kata kunci yang diketik di halaman google, pastikan sudah langsung menjurus pada apa yang kita ingin dapatkan. Saat terlintas suatu ide, namun ketika dicari justru membuat bingunng, simpan ide itu baik-baik. Kemudian pelan-pelan menelusuri laman pencarian.Karena jika kita sudah stuck tapi justru dibawa main. Maka rasa malas akan terus menerus menghujam. Dan akhirnya gak kelar-kelar. Harus dilawan dan gak mudah nyerah!
Pikiran sedang mumet, stuck ditempat itu sebenarnya adalah awal mula pemanasan kita akan segera menemukan jawabannya. Dan harus segera dicari jawaban dan solusinya. Bukan justru diam atau dilupakan. Ini yang terkadang membuat Skripsi menjadi ngaret terlalu lama.
Bagaimana Manajemen Waktu mengerjakan deadline tanpa begadang? SIMAK SAMPAI PART TERAKHIR..
Bagaimana trik supaya bisa mengerjakan skripsi tanpa begadang dan berhasil tepat waktu? Baca sampai Part 4
Bersambung... SKRIPSI PART 2
Have a Nice Day
Subscribe to:
Posts (Atom)