Wednesday, 16 December 2020

DITOLAK PTN GAGAL CPNS, AJAIB NULIS IMPIAN DI KERTAS!

 ASSALAMUALAIKUM πŸ‘‹ 

Siapa sih yang gak pernah ngalamin kegagalan? Kata orang sih, kita harus gagal dulu untuk bisa mencapai kemenangan, bener gak sih? Tapi kalo gagal terus-menerus gimana? Kapan menangnya? Kegagalan itu pasti bergandengan erat dengan kekecewaan, putus asa, bahkan amarah. Gak heran kalo setiap orang pasti berusaha biar jangan sampai gagal.

Tapi sebagai seorang muslim, bukannya kita sudah diperintahkan untuk bertawakkal setelah ikhtiar? Jadi kenapa harus kecewa berkepanjangan? Anggap aja tulisan ini Cuma curhat colongan, sekedar sharing, tanpa bermaksud menggurui, tanpa bermaksud riya’ semoga bisa dijadikan pelajaran atas kegagalanku dan ambil hal yang positifnya aja, ya… READY?

1.    LAW OF ATTRACTION

7 Tahun lalu...

Aku termasuk orang yang percaya dengan kekuatan “menulis impian”. Awal mula tulisanku itu saat SMA kelas 12. Disitu impianku masih bersifat umum belum terlalu spesifik, yah namanya juga anak sekola. Target utama adalah bisa lulus PTN. Ya, di angkatanku, masuk kampus negeri menjadi persaingan ketat dan kebanggaan orangtua (sampe sekarang masih kali ya.. πŸ˜‚) Tulisan impian itu kusimpan di dalam binder yang jarang sekali dibuka.

monmaap, banyak coretan namanya jg tulisan mimpi wkwk

Disinilah pertama kalinya aku menemui kata gagal dalam hidupku. Tahun 2013.. Saat itu mencoba mendaftarkan diri melalui jalur rapot/SNMPTN dengan memilih Biologi UPI, Sastra Inggris UNS dan UNJ (lupa jurusannya wkwk). Dan semuanya tidak lulus. Lagi, mencoba jalur SBMPTN dengan memilih Biologi Unsoed Purwokerto & UNS lagi. Dan gagal lagi. Saat itu yang ada di kepala adalah pengen banget jadi guru, aku suka ngajar, suka berbagi cerita ngomong di depan banyak orang. Kenapa biologi & sastra? Karena dua mata pelajaran itu menjadi passionku, favorit banget.

Setelah gagal kedua kali, tetep keukeuh lanjut mencoba UMPTN/Jalur mandiri. Di sisi lain, saat itu dapet saran dari orangtua & temen untuk coba daftar ke Poltekkes, kebetulan kampus Poltekkes ternyata ada yg deket dari rumah. Dulu, sama sekali gak kepikiran mau masuk jurusan kesehatan. Jadilah daftar Poltekkes Jakarta III milih jurusan Analis kesehatan & Kebidanan. Sementara UMPTN coba daftar ke Sastra Indonesia Unsoed. Ini bener-bener sudah pasrah, berdoa dan ibadah sunnah gak pernah putus, sambil harap-harap cemas semoga bisa keterima PTN.

Beberapa hari sebelum pengumuman Poltekkes, Mama sempet mimpi dirikuu lulus kuliah jurusan kesehatan. Tapi karena gak niat buat kuliah kesehatan, jadi Cuma dianggep angin lalu. Sampailah di hari pengumuman Unsoed, Alhamdulillah LULUS. Tapi ada yang aneh, saat berusaha mengurus syarat administrasi & tiket ke purwokerto, entah kenapa saat itu rasanya susah banget, seperti dipersulit. Di hari itu, hampir pasrah untuk dapet tiket, tiba-tiba, sorenya dapet kabar bahwa pengumuman Poltekkes sudah keluar dan dinyatakan LULUS Jurusan D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3. Antara syok, senang tapi galau harus memilih. Aku memilih tetap mengambil jurusan sastra, karena suka banget nulis, dan mau melanjutkan nulis fiksi setelah novel perdanaku terbit saat kelulusan SMA lalu. Tapi, saat itu ayah bilang, “Rezeki itu bisa dicari. Kesempatan masuk kuliah kesehatan gak akan terulang lagi, kalo kamu ambil kebidanan, kamu masih bisa lanjutin hobi nulismu. Ayah bayangin kamu jadi bidan tapi juga jadi penulis.”

Dengan diterimanya aku di 2 kampus dengan 2 jurusan yang berbeda, akhirnya sekeluarga berunding, meminta saran dan masukan dari om dan tante yang sudah jadi dosen keperawatan juga. Semua mengarahkan diriku untuk ambil jurusan kesehatan. Rasanya kecewa, gak bisa ambil jurusan sesuai hobi. Selama setahun masih bergelut dengan perasaan ‘gak rela’, sampai di suatu waktu seorang teman bilang, “Bersyukurlah, dirimu bisa keterima di 2 PTN meskipun melewati banyak kegagalan, orang lain belum tentu bisa memilih kayak kamu.”

Setelah itu, berusaha menjalani semua pilihan Allah ini dengan ikhlas, kemudian menyadari bahwa feeling orangtua tidak pernah salah, bahwa ridho mereka menjadi ridho Allah juga, dan buktinya aku bisa melalui kuliah dengan hasil yang baik dan lulus 2016 sebagai Ahli Madya Kebidanan, gelar pertama di usia 20 tahun. πŸ˜‡

Iseng, kucoba buka lagi tulisan yang dulu sempet kujadikan impian, rupanya, satu-persatu Allah kabulkan!! Alhamdulillah…. πŸ‘πŸ‘Saat itu, tulisanku masih kurang detil, yang kutau adalah bahwa kita harus berdoa dengan detil jelas dan spesifik, minta sama Allah sejelas dan selengkap-lengkapnya.  

2.    INTROSPEKSI DIRI

      Menjelang kelulusan D3 Bidan, aku kembali menulis apa aja yang akan jadi impianku ke depannya setelah bergelar bidan. Kutulis semuanya lengkap untuk impian hingga 20-30 tahun mendatang wkwk pokoknya keinginan yang kecil-kecil juga ditulis hahaπŸ˜‚

Saat itu, hukum dan undang-undang yang berlaku belum seperti sekarang, dan aku pun belum paham, jadilah ku tulis impianku ingin lanjut kuliah beda jurusan haha😁.. Bahkan kutuliskan skema perjalanan karir yang akan kutempuh. Sama sekali tidak ada target menjadi seorang ASN/PNS, meskipun orangtua & keluarga besar mayoritas PNS. Alhamdulillah orangtua memiliki pola pikir yang open-minded, sehingga membebaskan pilihan bahwa PNS bukan satu-satunya jalan karir. Akhirnya kubuatlah skema khayalan perjalanan karir, namanya juga manusia cuma bisa berencana yakan... wkwk

Setelah lulus D3 & Lulus UKOM D3, seminggu kemudian aku langsung kerja. Kemudian setelah setahun, ada Rekrutmen dari Dinkes DKI Jakarta (2017), lokernya besar-besaran, siapa sih yang gak berminat loker sebesar itu ditambah dengan jaminan karir yang bagus selain soal materi tentunya. Namun sayangnya, rejeki sedang tidak berpihak, aku gagal untuk pertama kalinya dalam pekerjaan. Disaat banyaaak banget temen seangkatan & sekelas lulus sampai tahap akhir. Rasanya bersaing dengan teman sendiri kemudian gagal… ini bikin kecewa berat. Walaupun untuk ukuran teman seangkatan, aku memiliki usia lebih muda, tapi bersaing dalam pekerjaan ini rasanya menjadi hal penting di era jaman sekarang terutama di kota besar.

Sepertinya ada yang harus diperbaiki. Aku harus belajar dari kesalahan & kegagalan. Tahun 2017-2018 seperti menjadi titik balik perbaikan diri, memperbaiki segalanya. Rasanya tidak mungkin kita dikasih gagal kalo kita sudah sempurna ikhtiarnya. Bisa jadi.. selama ini yang kulakukan hanya ibadah wajib karena sebatas kewajiban & sholat sunnah yang masih bolong-bolong. Itu sama sekali tidak ada usaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, kayaknya masih kurang deket sama Allah nih.

Ust. Adi Hidayat pernah bilang di setiap kajiannya yang ku ikuti setiap kamis di masjid kompleknya, “Kalo impianmu tidak bisa membuatmu bangun tahajjud, artinya kamu tidak sungguh-sungguh menginginkan impian itu, kalo antum punya impian yang lebih, artinya lakukan usaha yang lebih dari yang oranglain lakukan..” Wah rasanya tertampar ya.. wkwk. Habis tertampar, trus nempel di kepala terngiang-ngiang. Oke! Mulai sekarang yang sunnah-sunnah pun gak boleh bolong-bolong, dan yang wajib harus lebih “tepat waktu”. Karena kan mikirnya kita harus ngerayu Allah dulu, dekat dulu, baru Allah mau ngabulin apa yang kita mau kan, jadi jangan dateng pas lagi butuh aja, jangan rajin ibadah pas lagi ada maunya aja, kan… Logika berpikirku sih gitu saat itu.

Setelah kurang lebih 2 tahun kerja. Akhirnya tahun 2018, mendapat kesempatan untuk lanjut kuliah Sarjana Terapan Bidan di Poltekkes Semarang. Perubahan regulasi dan Undang undang kebidanan membuatku juga harus lanjut kuliah hingga Pendidikan Profesi Bidan (2tahun) setelah lulus Sarjana kala itu.

3.    GAGAL CPNS

Di tahun 2018, ada rekrutmen formasi CPNS besar-besaran, melihat kesempatan itu, akupun ikut mendaftar dalam formasi D3 di Semarang, karena saat itu belum lulus S1. Belajar dari rangkuman dan latihan soal yang dikasih sama teman-teman, sambil nggarap skripsi. Saat itu posisiku di Semarang, orang tua pun tau, mereka support aja sambil bantu doa berharap semua dipermudah.  Sejak awal, doaku hanya minta dimudahkan dan dilancarkan, urusan hasil akhir, itu menjadi rahasia takdir Allah.

Saat ujian TKD pertama, rasanya biasa aja, gak deg-degan juga, lebih tenang, sebenarnya ada rasa minder karena merasa belum cukup belajarnya, karena disambil kuliah jadi fokus terbelah dua. Dari hasil tes pertama, aku langsung dinyatakan TIDAK LULUS Passing grade. Sedih? Pasti tetap ada, sama seperti gagalnya loker Dinkes DKI dulu. Rasa kecewa hadir atas usaha ku yang belum sempurna, bagiku. Tapi itu Cuma berlangsung sebentar, gak lebih dari 3 hari, yang bikin rasa mo nangis justru saat orang tua dikabari dan bilang, “Lho ndak apa-apa, anggap aja pengalaman.” Wah, ternyata orang tuaku bisa lebih terbuka pikirannya dibanding diriku 😘

Itu adalah salah satu alasan yang membuatku merasa tidak perlu kecewa berkepanjangan, toh aku sudah menerima sesuai usahaku. Hal kedua yang kupikirkan adalah, barangkali Allah masih belum ingin meluluskanku karena ingin aku fokus kuliah dulu. Dan benar, faktanya aku berhasil menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu bahkan lumayan lebih cepat dan diwisuda Sarjana Terapan Bidan tahun 2019 bulan Agustus, hingga akhirnya bisa melakukan publikasi penelitian ke Jurnal Internasional dengan lancarrrr… alhamdulillah, pencapaian yang mungkin gak akan kudapat jika kmaren aku lulus cpns sih.. ada hikmah dibalik itu semua.πŸ’“

Ada salah satu dosen pernah bilang, “Jangan terlalu dikejar dengan ambisi, nanti malah susah didapat, santai tapi serius, serahkan semuanya sama Allah.” Ya bener sih, rasa kecewa itu hadir karena ekspektasi yang kita ciptain sendiri. Apalagi terlalu berambisi. PNS bukan pekerjaa, dia hanya jabatan dengan deretan angka dibawah nama. Toh profesi tetep aja bidan, tetep menjadi tenaga kesehatan, kan. Kadang ambisi itu hadir karena tekanan dari lingkungan. Makanya beruntung banget punya keluarga terutama orang tua yang open-minded, meridhoi apapun jalan yang kulalui. Toh buktinya sebelum lanjut kuliah, selama ini kerja non-pns juga bisa dapet gaji besar (kalo kita hanya mau lihat dari sisi materi aja)…

Setelah kejadian itu, aku kembali melanjutkan pendidikan profesi dengan sistem full praktek di RS dan Puskesmas non stop. Baru 6 bulan, rekrutmen CPNS 2019 dibuka lagi. Saat itu, posisiku sedang praktek dinas di luar kota. Ada dilema besar, karena ada 3 formasi yang menjadi incaranku, S1 Bidan di Kejaksaan, D3 Bidan di DKI Jakarta dan D3 bidan di Solo. Meskipun jarak jauh, aku tetap minta saran orang tua, selain terus meminta petunjuk lewat istikharah.

4.    JAWABAN ISTIKHARAH

Selain karena sibuk praktek dinas, dilema masih menghantui. Berkas untuk formasi di Kejaksaan sebenarnya sudah siap. Tapi tiba-tiba aku membaca peraturan seleksi administrasi di formasi bidan Kejaksaan bahwa harus melakukan pengukuran fisik & administrasi langsung ke Kantor Kejari tingkat Provinsi, dan itu harus sesuai dengan alamat KTP. Jadi walaupun misalnya aku berencana mendaftar ke Kejari Jakarta, tapi alamat KTP ku bekasi, sehingga aku harus datang ke Kejari Bandung. Dengan posisiku saat itu, rasanya mustahil bisa kesana. Praktek Pendidikan Profesi memiliki aturan jika ijin bukan sakit maka harus menggantikan 2x lipat dari hari dinas yang ditinggalkan. Sementara untuk melakukan seleksi di Kejaksaan itu tidak mungkin cukup waktu hanya 2 hari, apalagi di Bandung gak punya keluarga. Rasanya dipersulit banget sih.. (sama Allah). Begitupun ke Jakarta, ujian tes pasti dilakukan di Jakarta, tidak cukup waktu singkat. Semakin dilema. Tapi semakin keukeuh mintak sama Allah biar cepet dikasih petunjuk, aku harus gimana…

Sampai akhirnya H-1 penutupan pendaftaran CPNS baru ku login dan memilih formasi D3 di Solo. Tentunya dengan Bismillah dan Ridho Orangtua.  Dengan pertimbangan dari segi fisik, kondisi dan faktanya bahwa hanya formasi ini yang bisa terjangkau, aku tetap bisa mengikuti seleksi CPNS tanpa melakukan kealpaan dalam praktek dinas ini. Bismillah Wallahu’alam.. Pinta dalam doaku saat itu hanya satu, minta dimudahkan dan dilancarkan jika ini jalan terbaik, jika pun kelak aku harus gagal, maka aku minta diberi kelapangan hati untuk menerimanya, yakin bahwa Allah yang memegang kendali dari naskah kehidupanku.

Setidaknya jika tidak lulus pun, aku tidak akan menyesalinya, karena praktek kuliahku pun tidak berantakan. Qodarullah.. entah kenapa ndelalah-nya kok aku bisa pas dapet formasi RSUD yang rupanya jumlah pelamarnya ‘lebih dikit’, padahal biasanya formasi bidan di CPNS itu gak mungkin banget sedikit, tapi yang kulihat adalah kok tumben  banget ini bisa dapet formasi yang sedikit pesaingnya.. merasa beruntung aja.πŸ˜ƒ

Lagi-lagi.. belajar disambi dengan praktek. Saat itu menurutku rasanya lebih berat dibandingkan belajar sambil skripsi wkwk… karena fisik udah capek dengan pasien tp masih harus waras buat belajar latihan soal untuk TKD. Yaa mau gak mau, belajar saat di kosan, atau saat dinas siang & dinas malem. Entah kenapa, selama praktek itu, setiap jaga jarang ada pasien dateng. Bahkan setiap dinas malem selalu nihil pasien baru, temen-temen pun heran. Beruntung banget bisa nyisipin waktu belajar wkwk. Lagian praktek pas kuliah Profesi udah gak ada lagi target pasien sebanyak D3 dulu.

2 bulan kemudian, aku mendapat jadwal ujian TKD awal bulan Februari 2020, saat itu aku sudah kembali ke Semarang sedang praktik di salah satu Puskesmas. Qodarullah.. jadwal TKD nya dapet hari minggu cocok dengan jadwal dinas yg dibuat di awal bahwa hari minggu libur. Saat ujian, sempet mikir rasanya akan lebih sedih kalo sampe ujian kali ini gak lulus lagi, karena udah ngorbanin banyak waktu dan ke luar kota. Sampe mikir kalo gak lulus passing grade, males deh balik ke Semarang lagi.. yaa becanda aja sih wkwkπŸ˜†πŸ˜†

Dan ternyata lulus passing grade! Hahaha.. akhirnya balik ke Semarang dan fokus lagi praktek. Eh mendadak pandemi COVID19 !! Dan harus pulang ke Bekasi. Stay at home sambil menikmati proses CPNS ini ajaa..

Bulan Maret, keluar pengumuman hasil SKD itu, dan masuk 10 besar. Alhamdulillah. Oke, jangan seneng dulu, akan lebih nyesek kalo di hasil endingnya gak lulus, so.. masih harus berjuang buat SKB. Berada sampai di titik ini, kuubah doaku, jika dalam doa selalu meminta kemudahan & dilancarkan dalam segala hal & langkah awal yang kuambil, kini giliran ku bersyukur dan meminta untuk di luluskan sampai tahap akhir, karena hanya tinggal 1 langkah lagi, tentunya aku boleh berharap bahwa kemudahan jalan yang kulalui bisa mengantarku pada satu titik kemenangan, kan. Doa minta untuk diluluskan sampai akhir kuselaraskan dengan ikhtiar fisik yang juga harus kulakukan agar tidak hanya menjadi omong kosong doa yang ku semogakan.

Tapi karena COVID19, ada perubahan jadwal diundur deh jadinya.. Dan selama di rumah aja, tetep menyelesaikan kuliah Profesi ini sampai akhir, dibarengi dengan tugas menjadi Relawan COVID19 Kemdikbud. Di sisi lain, aku masih harus mempersiapkan Ujikom Profesi tahun ini juga.. Saat itu, mulai bulan Juni-Juli fokus belajarku ke UKOM Profesi sambil dibarengi mengumpulkan rangkuman untuk SKB CPNS.

Cara belajar versiku…

Rangkuman SKB yang ku dapat dari rekan bidan yang lulus tahun 2018, atau dari FR di telegram sambil memperluas bahan bacaan lewat Google aja. Kalo untuk materi UKOM nya aku mengandalkan latihan UKOM Profesi dan rangkumannya yang ku buat sendiri. Saat itu mikirnya, soal UKOM profesi ini lebih susah dari UKOM D3 jadi lumayan melatih diri dengan studi kasus soal yang susah buat menghadapi SKB nanti.

Mempelajari rangkuman materi kesehatan umum bukan menjadi hal yang sulit bagiku, karena bisa dengan membaca sesering mungkin dan meluaskan bacaan terhadap isu atau program terbaru. Sambil menghafal & membaca, melatih diri dengan latihan soal sambil menggunakan timer. Targetku 1 soal yang mudah, harus bisa dikerjakan kurang dari 1 menit.

Saat H-14 Hari, rangkuman materi kesehatan umum yang kumiliki 95% sudah dihafal, tinggal menyesuaikan dengan FR yang keluar dari mereka yang sudah ujian, dikroscek dan dibandingkan dengan rangkuman yang kumiliki, sama gak sih? Atau rangkumanku jika ada yang kurang/terlewat, maka giliranku menambah hafalan..  begitupun seterusnya hingga H-5 jadwal ujianku aku sudah bisa memahami pola materi soal yang kemungkinan keluar di ujianku nanti. H-2 ujian, aku berhenti belajar, membiarkan otak istirahat sejenak. Saat itu aku punya target dalam hati harus bisa raih skor 400 di SKB. Karena hasil integrasi 60% lebih banyak diambil dari SKB. Bismillah.. wallahu’alam..

Di hari H ujian, sama seperti ujian yang selama ini kulewati, hanya bisa berdoa, minta dikuatkan hafalannya, minta dilancarkan, jika ada yang kesulitan, maka minta dipermudah. Sesuai prinsip, menggunakan trik “One Minute Skip”. Setiap soal gak boleh lebih dari 1 menit, kalo udah lewat 1 menit, maka harus lanjut ke soal berikutnya, inilah kenapa saat berlatih soal aku gunakan timer, supaya bisa tau estimasti 1 menit itu tanpa harus sering-sering nengok timer yang hanya bikin kita panik 😨. Soal-soal yang susah, dijawab di akhir aja sekaligus kembali merevisi soal yang masih ragu-ragu/butuh dikoreksi. Setiap kali menemukan soal yang sulit, Cuma bisa di sholawatin sambil istighfar, berharap dikembalikan ingatan hafalan atau diarahkan ke jawaban yang benar, mikirku adalah barangkali kesulitan soal yang kita hadapi adalah bagian alasan karena banyaknya dosa kita, yakan..😣

Alhamdulillah.. antara kaget, seneng sekaligus sedih, kaget sedih ya karena gak berhasil ngeraih skor yang kutargetkan (kurang dikit sih), tapi senengnya skor yang kuraih berhasil jadi rank 2 di SKB sesama rivalku di Solo. Sebenarnya, berada di fase ini, kita sudah bisa menghitung hasil final kita apakah akan lulus CPNS atau enggak. Tapi, saat itu nyaliku belum cukup kuat wkwk. Okelah akhirnya fokus buat persiapan wisuda Profesi Bidan dan kembali ke Semarang mengurus pindahan dan perpisahan sama temen-temen disana.. so sad.πŸ˜“

5.    HIKMAH DAN KEJUTAN

30-10-20. Tanggalnya cantik. Hari dimana kejutan dari Allah datang. Tepat jam 12 malam, pengumuman final hasil integrasi SKD & SKB keluar. Sujud syukur Tabarakallah Alhamdulillah wa syukurillah, resmi dinyatakan LULUS CPNS.πŸ’žπŸ˜

Banyak yang bilang, “enak ya, udah punya gelar Profesi, langsung jadi PNS”. Sepertinya kuanggap diriku beruntung, beruntung atas doa-doa orang tuaku, beruntung atas usaha yang kulakukan. Orang hanya melihat endingnya aja, mereka gak tau apa yg sudah seseorang lalui untuk mencapai titik menangnya. Lagipula, ada yang harus ku perjuangkan lagi, yaitu penyesuaian gelar ijazah Pend. Profesi karena saat pengangkatan CPNS menggunakan ijazah D3. It’s Okay! Sudah ada jalan regulasinya, tinggal tunggu waktu yang tepat buat ngurusnya.

2 bulan kemudian, Desember 2020, kejutan kedua datang lagi, LULUS UKOM Profesi.πŸ’ž FINAL sudah tahun ini. Tugas orang tua mengantarku lulus hingga Pendidikan Profesi selesai, hadiahku untuk mereka adalah jabatan baru ini, semoga bisa bermanfaat untuk profesi & keluarga juga orang lain. Aamiin.

6.    SKENARIO ALLAH πŸ’š

Jika kita buat timeline dan kita tarik garis, semua kejadian yang kulalui seperti mengantarku pada titik ini. Allah hanya memintaku menunggu. Tunggu dulu setahun, semua yang diusahakan akan terbayar. Dari mulai gagal, jawaban istikharah, kemudahan yang kulalui selama seleksi CPNS, kemudahan yg kulalui selama kuliah hingga pada akhirnya mengantarkanku pada formasi dengan jumlah pelamar yang lebih sedikit dari pada umumnya, bahkan dari semua pikiranku seperti sedang beruntung, seperti semuanya terasa kok aneh, tapi rupanya Allah punya skenario terindahnya yang bahkan sulit dinalar pikiran manusia pada awalnya. Yaa memang, kita di dunia kan hanya sebagai ‘wayang’ di sebuah panggung dengan script writer skenarionya hanya Allah yang memegang kendalinya. Tugas kita ikhtiar ikhtiar ikhtiar dan tawakkal. Jangan gunakan ambisi, biar gak maksa, jangan gunakan hati saat ikhtiar, biar gak kecewa sama ekspektasi, biar menjadi hamba yang ikhlas menerima semua takdir-NYA.

Bulan November lalu, saat beresin rak buku, tiba-tiba nemuin binder lama (yang dari SMA), dan keinget tulisanku dulu bahkan aku udah lupa pernah nulis apa aja, wallahi, beneran lupa. Qodarullah, yang ditulis disitu terwujud 100% sampai di titik ini (yang belum tercapai itu ya kuliah S2, naik haji & nikah wkwkwk). Ini ngetiknya sambil nginget momen pas baca binder itu, terharu.. gemeteran rasanya, skenario Allah melalui Law of Attraction yang kutulis dengan tanganku sendiri sungguh luar biasa. Profesi yang diakui negara tetep Bidan, tapi buktinya nulis novel & cerpen tetep jalan wkwk..πŸ‘

Law Of Attraction : Hukum tarik-menarik, dimana apa yang kita pikirkan dan rasakan -melalui alam bawah sadar- sadar ataupun tidak, akan ditarik dan terjadi di kehidupan nyata!

Maasya Allah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

YUK MULAI NULIS IMPIANMU.. JANGAN TAKUT! ADA ALLAH.

Friday, 11 December 2020

FULL UPLOAD! LATIHAN UKOM BIDAN D3 & PROFESI - RANGKUMAN CPNS

 ASSALAMU'ALAIKUM...

Hello semuanya.. Buat kalian yang sedang atau akan menuju UKOM Bidan, kalian bisa download file berisi soal-soal latihan pada Link yang kusertakan dibawah ini. Semangat Belajar.. Semoga Bermanfaat!πŸ‘πŸ˜‡



Buat kalian yang lagi nerusin kuliah ke jenjang Pendidikan Profesi, pasti bingung buat belajar UKOM nya mengingat jenjang ini baru bagi dunia kebidanan, sehingga Bank Soalnya belum banyak seperti D3, bahkan sampai tahun ini pun, belum ada buku latihan yang dijual khusus untuk Ukom Profesi Bidan. Nah soal-soal yang kubagikan ada beberapa file ASLI, yg mana soal tersebut adalah hasil hafalan teman-teman seangkatanku juga.
Semoga sharing yang kubagikan bisa menambah bank latihan soal kalian..

Untuk Ukom Profesi, Kalian bisa langsung Klik pada kotak diatasπŸ‘†πŸ‘† atau 
copy link ini : bit.ly/ukomprofesibidan



Kalian bisa langsung Klik pada kotak diatasπŸ‘†πŸ‘† atau 
copy link ini : bit.ly/ukombidand3



DOWNLOAD RANGKUMAN CPNS
LATIHAN TKD, SKB BIDAN, SKB KESMAS

****

Jangan lupa, simak juga artikelku yang lainnya, banyak pembahasan menarik disana terutama untuk para bidan & calon bidan. Sudah baca tapi merasa belum jelas? Giliran kalian tonton videonyaπŸ˜€

SUBSCRIBE YOUTUBE klik:  Imachay Putri. 
Disana banyak video yang membahas seputar kuliah Kebidanan dan penjelasan mengenai jenjang baru pada UU Kebidanan. Penasaran kan? Yuk buruan Subscribe dengan klik langsung link nama diatas!πŸ‘


Setelah ini, jangan lupa SHARE ke semua sosial media yang kalian punya..
see youπŸ’š
Wassalamu'alaikum






Best Regard, Ima Nurcahyanti P, S.Tr.Keb, Bdn.