Wednesday, 16 December 2020

DITOLAK PTN GAGAL CPNS, AJAIB NULIS IMPIAN DI KERTAS!

 ASSALAMUALAIKUM πŸ‘‹ 

Siapa sih yang gak pernah ngalamin kegagalan? Kata orang sih, kita harus gagal dulu untuk bisa mencapai kemenangan, bener gak sih? Tapi kalo gagal terus-menerus gimana? Kapan menangnya? Kegagalan itu pasti bergandengan erat dengan kekecewaan, putus asa, bahkan amarah. Gak heran kalo setiap orang pasti berusaha biar jangan sampai gagal.

Tapi sebagai seorang muslim, bukannya kita sudah diperintahkan untuk bertawakkal setelah ikhtiar? Jadi kenapa harus kecewa berkepanjangan? Anggap aja tulisan ini Cuma curhat colongan, sekedar sharing, tanpa bermaksud menggurui, tanpa bermaksud riya’ semoga bisa dijadikan pelajaran atas kegagalanku dan ambil hal yang positifnya aja, ya… READY?

1.    LAW OF ATTRACTION

7 Tahun lalu...

Aku termasuk orang yang percaya dengan kekuatan “menulis impian”. Awal mula tulisanku itu saat SMA kelas 12. Disitu impianku masih bersifat umum belum terlalu spesifik, yah namanya juga anak sekola. Target utama adalah bisa lulus PTN. Ya, di angkatanku, masuk kampus negeri menjadi persaingan ketat dan kebanggaan orangtua (sampe sekarang masih kali ya.. πŸ˜‚) Tulisan impian itu kusimpan di dalam binder yang jarang sekali dibuka.

monmaap, banyak coretan namanya jg tulisan mimpi wkwk

Disinilah pertama kalinya aku menemui kata gagal dalam hidupku. Tahun 2013.. Saat itu mencoba mendaftarkan diri melalui jalur rapot/SNMPTN dengan memilih Biologi UPI, Sastra Inggris UNS dan UNJ (lupa jurusannya wkwk). Dan semuanya tidak lulus. Lagi, mencoba jalur SBMPTN dengan memilih Biologi Unsoed Purwokerto & UNS lagi. Dan gagal lagi. Saat itu yang ada di kepala adalah pengen banget jadi guru, aku suka ngajar, suka berbagi cerita ngomong di depan banyak orang. Kenapa biologi & sastra? Karena dua mata pelajaran itu menjadi passionku, favorit banget.

Setelah gagal kedua kali, tetep keukeuh lanjut mencoba UMPTN/Jalur mandiri. Di sisi lain, saat itu dapet saran dari orangtua & temen untuk coba daftar ke Poltekkes, kebetulan kampus Poltekkes ternyata ada yg deket dari rumah. Dulu, sama sekali gak kepikiran mau masuk jurusan kesehatan. Jadilah daftar Poltekkes Jakarta III milih jurusan Analis kesehatan & Kebidanan. Sementara UMPTN coba daftar ke Sastra Indonesia Unsoed. Ini bener-bener sudah pasrah, berdoa dan ibadah sunnah gak pernah putus, sambil harap-harap cemas semoga bisa keterima PTN.

Beberapa hari sebelum pengumuman Poltekkes, Mama sempet mimpi dirikuu lulus kuliah jurusan kesehatan. Tapi karena gak niat buat kuliah kesehatan, jadi Cuma dianggep angin lalu. Sampailah di hari pengumuman Unsoed, Alhamdulillah LULUS. Tapi ada yang aneh, saat berusaha mengurus syarat administrasi & tiket ke purwokerto, entah kenapa saat itu rasanya susah banget, seperti dipersulit. Di hari itu, hampir pasrah untuk dapet tiket, tiba-tiba, sorenya dapet kabar bahwa pengumuman Poltekkes sudah keluar dan dinyatakan LULUS Jurusan D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3. Antara syok, senang tapi galau harus memilih. Aku memilih tetap mengambil jurusan sastra, karena suka banget nulis, dan mau melanjutkan nulis fiksi setelah novel perdanaku terbit saat kelulusan SMA lalu. Tapi, saat itu ayah bilang, “Rezeki itu bisa dicari. Kesempatan masuk kuliah kesehatan gak akan terulang lagi, kalo kamu ambil kebidanan, kamu masih bisa lanjutin hobi nulismu. Ayah bayangin kamu jadi bidan tapi juga jadi penulis.”

Dengan diterimanya aku di 2 kampus dengan 2 jurusan yang berbeda, akhirnya sekeluarga berunding, meminta saran dan masukan dari om dan tante yang sudah jadi dosen keperawatan juga. Semua mengarahkan diriku untuk ambil jurusan kesehatan. Rasanya kecewa, gak bisa ambil jurusan sesuai hobi. Selama setahun masih bergelut dengan perasaan ‘gak rela’, sampai di suatu waktu seorang teman bilang, “Bersyukurlah, dirimu bisa keterima di 2 PTN meskipun melewati banyak kegagalan, orang lain belum tentu bisa memilih kayak kamu.”

Setelah itu, berusaha menjalani semua pilihan Allah ini dengan ikhlas, kemudian menyadari bahwa feeling orangtua tidak pernah salah, bahwa ridho mereka menjadi ridho Allah juga, dan buktinya aku bisa melalui kuliah dengan hasil yang baik dan lulus 2016 sebagai Ahli Madya Kebidanan, gelar pertama di usia 20 tahun. πŸ˜‡

Iseng, kucoba buka lagi tulisan yang dulu sempet kujadikan impian, rupanya, satu-persatu Allah kabulkan!! Alhamdulillah…. πŸ‘πŸ‘Saat itu, tulisanku masih kurang detil, yang kutau adalah bahwa kita harus berdoa dengan detil jelas dan spesifik, minta sama Allah sejelas dan selengkap-lengkapnya.  

2.    INTROSPEKSI DIRI

      Menjelang kelulusan D3 Bidan, aku kembali menulis apa aja yang akan jadi impianku ke depannya setelah bergelar bidan. Kutulis semuanya lengkap untuk impian hingga 20-30 tahun mendatang wkwk pokoknya keinginan yang kecil-kecil juga ditulis hahaπŸ˜‚

Saat itu, hukum dan undang-undang yang berlaku belum seperti sekarang, dan aku pun belum paham, jadilah ku tulis impianku ingin lanjut kuliah beda jurusan haha😁.. Bahkan kutuliskan skema perjalanan karir yang akan kutempuh. Sama sekali tidak ada target menjadi seorang ASN/PNS, meskipun orangtua & keluarga besar mayoritas PNS. Alhamdulillah orangtua memiliki pola pikir yang open-minded, sehingga membebaskan pilihan bahwa PNS bukan satu-satunya jalan karir. Akhirnya kubuatlah skema khayalan perjalanan karir, namanya juga manusia cuma bisa berencana yakan... wkwk

Setelah lulus D3 & Lulus UKOM D3, seminggu kemudian aku langsung kerja. Kemudian setelah setahun, ada Rekrutmen dari Dinkes DKI Jakarta (2017), lokernya besar-besaran, siapa sih yang gak berminat loker sebesar itu ditambah dengan jaminan karir yang bagus selain soal materi tentunya. Namun sayangnya, rejeki sedang tidak berpihak, aku gagal untuk pertama kalinya dalam pekerjaan. Disaat banyaaak banget temen seangkatan & sekelas lulus sampai tahap akhir. Rasanya bersaing dengan teman sendiri kemudian gagal… ini bikin kecewa berat. Walaupun untuk ukuran teman seangkatan, aku memiliki usia lebih muda, tapi bersaing dalam pekerjaan ini rasanya menjadi hal penting di era jaman sekarang terutama di kota besar.

Sepertinya ada yang harus diperbaiki. Aku harus belajar dari kesalahan & kegagalan. Tahun 2017-2018 seperti menjadi titik balik perbaikan diri, memperbaiki segalanya. Rasanya tidak mungkin kita dikasih gagal kalo kita sudah sempurna ikhtiarnya. Bisa jadi.. selama ini yang kulakukan hanya ibadah wajib karena sebatas kewajiban & sholat sunnah yang masih bolong-bolong. Itu sama sekali tidak ada usaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, kayaknya masih kurang deket sama Allah nih.

Ust. Adi Hidayat pernah bilang di setiap kajiannya yang ku ikuti setiap kamis di masjid kompleknya, “Kalo impianmu tidak bisa membuatmu bangun tahajjud, artinya kamu tidak sungguh-sungguh menginginkan impian itu, kalo antum punya impian yang lebih, artinya lakukan usaha yang lebih dari yang oranglain lakukan..” Wah rasanya tertampar ya.. wkwk. Habis tertampar, trus nempel di kepala terngiang-ngiang. Oke! Mulai sekarang yang sunnah-sunnah pun gak boleh bolong-bolong, dan yang wajib harus lebih “tepat waktu”. Karena kan mikirnya kita harus ngerayu Allah dulu, dekat dulu, baru Allah mau ngabulin apa yang kita mau kan, jadi jangan dateng pas lagi butuh aja, jangan rajin ibadah pas lagi ada maunya aja, kan… Logika berpikirku sih gitu saat itu.

Setelah kurang lebih 2 tahun kerja. Akhirnya tahun 2018, mendapat kesempatan untuk lanjut kuliah Sarjana Terapan Bidan di Poltekkes Semarang. Perubahan regulasi dan Undang undang kebidanan membuatku juga harus lanjut kuliah hingga Pendidikan Profesi Bidan (2tahun) setelah lulus Sarjana kala itu.

3.    GAGAL CPNS

Di tahun 2018, ada rekrutmen formasi CPNS besar-besaran, melihat kesempatan itu, akupun ikut mendaftar dalam formasi D3 di Semarang, karena saat itu belum lulus S1. Belajar dari rangkuman dan latihan soal yang dikasih sama teman-teman, sambil nggarap skripsi. Saat itu posisiku di Semarang, orang tua pun tau, mereka support aja sambil bantu doa berharap semua dipermudah.  Sejak awal, doaku hanya minta dimudahkan dan dilancarkan, urusan hasil akhir, itu menjadi rahasia takdir Allah.

Saat ujian TKD pertama, rasanya biasa aja, gak deg-degan juga, lebih tenang, sebenarnya ada rasa minder karena merasa belum cukup belajarnya, karena disambil kuliah jadi fokus terbelah dua. Dari hasil tes pertama, aku langsung dinyatakan TIDAK LULUS Passing grade. Sedih? Pasti tetap ada, sama seperti gagalnya loker Dinkes DKI dulu. Rasa kecewa hadir atas usaha ku yang belum sempurna, bagiku. Tapi itu Cuma berlangsung sebentar, gak lebih dari 3 hari, yang bikin rasa mo nangis justru saat orang tua dikabari dan bilang, “Lho ndak apa-apa, anggap aja pengalaman.” Wah, ternyata orang tuaku bisa lebih terbuka pikirannya dibanding diriku 😘

Itu adalah salah satu alasan yang membuatku merasa tidak perlu kecewa berkepanjangan, toh aku sudah menerima sesuai usahaku. Hal kedua yang kupikirkan adalah, barangkali Allah masih belum ingin meluluskanku karena ingin aku fokus kuliah dulu. Dan benar, faktanya aku berhasil menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu bahkan lumayan lebih cepat dan diwisuda Sarjana Terapan Bidan tahun 2019 bulan Agustus, hingga akhirnya bisa melakukan publikasi penelitian ke Jurnal Internasional dengan lancarrrr… alhamdulillah, pencapaian yang mungkin gak akan kudapat jika kmaren aku lulus cpns sih.. ada hikmah dibalik itu semua.πŸ’“

Ada salah satu dosen pernah bilang, “Jangan terlalu dikejar dengan ambisi, nanti malah susah didapat, santai tapi serius, serahkan semuanya sama Allah.” Ya bener sih, rasa kecewa itu hadir karena ekspektasi yang kita ciptain sendiri. Apalagi terlalu berambisi. PNS bukan pekerjaa, dia hanya jabatan dengan deretan angka dibawah nama. Toh profesi tetep aja bidan, tetep menjadi tenaga kesehatan, kan. Kadang ambisi itu hadir karena tekanan dari lingkungan. Makanya beruntung banget punya keluarga terutama orang tua yang open-minded, meridhoi apapun jalan yang kulalui. Toh buktinya sebelum lanjut kuliah, selama ini kerja non-pns juga bisa dapet gaji besar (kalo kita hanya mau lihat dari sisi materi aja)…

Setelah kejadian itu, aku kembali melanjutkan pendidikan profesi dengan sistem full praktek di RS dan Puskesmas non stop. Baru 6 bulan, rekrutmen CPNS 2019 dibuka lagi. Saat itu, posisiku sedang praktek dinas di luar kota. Ada dilema besar, karena ada 3 formasi yang menjadi incaranku, S1 Bidan di Kejaksaan, D3 Bidan di DKI Jakarta dan D3 bidan di Solo. Meskipun jarak jauh, aku tetap minta saran orang tua, selain terus meminta petunjuk lewat istikharah.

4.    JAWABAN ISTIKHARAH

Selain karena sibuk praktek dinas, dilema masih menghantui. Berkas untuk formasi di Kejaksaan sebenarnya sudah siap. Tapi tiba-tiba aku membaca peraturan seleksi administrasi di formasi bidan Kejaksaan bahwa harus melakukan pengukuran fisik & administrasi langsung ke Kantor Kejari tingkat Provinsi, dan itu harus sesuai dengan alamat KTP. Jadi walaupun misalnya aku berencana mendaftar ke Kejari Jakarta, tapi alamat KTP ku bekasi, sehingga aku harus datang ke Kejari Bandung. Dengan posisiku saat itu, rasanya mustahil bisa kesana. Praktek Pendidikan Profesi memiliki aturan jika ijin bukan sakit maka harus menggantikan 2x lipat dari hari dinas yang ditinggalkan. Sementara untuk melakukan seleksi di Kejaksaan itu tidak mungkin cukup waktu hanya 2 hari, apalagi di Bandung gak punya keluarga. Rasanya dipersulit banget sih.. (sama Allah). Begitupun ke Jakarta, ujian tes pasti dilakukan di Jakarta, tidak cukup waktu singkat. Semakin dilema. Tapi semakin keukeuh mintak sama Allah biar cepet dikasih petunjuk, aku harus gimana…

Sampai akhirnya H-1 penutupan pendaftaran CPNS baru ku login dan memilih formasi D3 di Solo. Tentunya dengan Bismillah dan Ridho Orangtua.  Dengan pertimbangan dari segi fisik, kondisi dan faktanya bahwa hanya formasi ini yang bisa terjangkau, aku tetap bisa mengikuti seleksi CPNS tanpa melakukan kealpaan dalam praktek dinas ini. Bismillah Wallahu’alam.. Pinta dalam doaku saat itu hanya satu, minta dimudahkan dan dilancarkan jika ini jalan terbaik, jika pun kelak aku harus gagal, maka aku minta diberi kelapangan hati untuk menerimanya, yakin bahwa Allah yang memegang kendali dari naskah kehidupanku.

Setidaknya jika tidak lulus pun, aku tidak akan menyesalinya, karena praktek kuliahku pun tidak berantakan. Qodarullah.. entah kenapa ndelalah-nya kok aku bisa pas dapet formasi RSUD yang rupanya jumlah pelamarnya ‘lebih dikit’, padahal biasanya formasi bidan di CPNS itu gak mungkin banget sedikit, tapi yang kulihat adalah kok tumben  banget ini bisa dapet formasi yang sedikit pesaingnya.. merasa beruntung aja.πŸ˜ƒ

Lagi-lagi.. belajar disambi dengan praktek. Saat itu menurutku rasanya lebih berat dibandingkan belajar sambil skripsi wkwk… karena fisik udah capek dengan pasien tp masih harus waras buat belajar latihan soal untuk TKD. Yaa mau gak mau, belajar saat di kosan, atau saat dinas siang & dinas malem. Entah kenapa, selama praktek itu, setiap jaga jarang ada pasien dateng. Bahkan setiap dinas malem selalu nihil pasien baru, temen-temen pun heran. Beruntung banget bisa nyisipin waktu belajar wkwk. Lagian praktek pas kuliah Profesi udah gak ada lagi target pasien sebanyak D3 dulu.

2 bulan kemudian, aku mendapat jadwal ujian TKD awal bulan Februari 2020, saat itu aku sudah kembali ke Semarang sedang praktik di salah satu Puskesmas. Qodarullah.. jadwal TKD nya dapet hari minggu cocok dengan jadwal dinas yg dibuat di awal bahwa hari minggu libur. Saat ujian, sempet mikir rasanya akan lebih sedih kalo sampe ujian kali ini gak lulus lagi, karena udah ngorbanin banyak waktu dan ke luar kota. Sampe mikir kalo gak lulus passing grade, males deh balik ke Semarang lagi.. yaa becanda aja sih wkwkπŸ˜†πŸ˜†

Dan ternyata lulus passing grade! Hahaha.. akhirnya balik ke Semarang dan fokus lagi praktek. Eh mendadak pandemi COVID19 !! Dan harus pulang ke Bekasi. Stay at home sambil menikmati proses CPNS ini ajaa..

Bulan Maret, keluar pengumuman hasil SKD itu, dan masuk 10 besar. Alhamdulillah. Oke, jangan seneng dulu, akan lebih nyesek kalo di hasil endingnya gak lulus, so.. masih harus berjuang buat SKB. Berada sampai di titik ini, kuubah doaku, jika dalam doa selalu meminta kemudahan & dilancarkan dalam segala hal & langkah awal yang kuambil, kini giliran ku bersyukur dan meminta untuk di luluskan sampai tahap akhir, karena hanya tinggal 1 langkah lagi, tentunya aku boleh berharap bahwa kemudahan jalan yang kulalui bisa mengantarku pada satu titik kemenangan, kan. Doa minta untuk diluluskan sampai akhir kuselaraskan dengan ikhtiar fisik yang juga harus kulakukan agar tidak hanya menjadi omong kosong doa yang ku semogakan.

Tapi karena COVID19, ada perubahan jadwal diundur deh jadinya.. Dan selama di rumah aja, tetep menyelesaikan kuliah Profesi ini sampai akhir, dibarengi dengan tugas menjadi Relawan COVID19 Kemdikbud. Di sisi lain, aku masih harus mempersiapkan Ujikom Profesi tahun ini juga.. Saat itu, mulai bulan Juni-Juli fokus belajarku ke UKOM Profesi sambil dibarengi mengumpulkan rangkuman untuk SKB CPNS.

Cara belajar versiku…

Rangkuman SKB yang ku dapat dari rekan bidan yang lulus tahun 2018, atau dari FR di telegram sambil memperluas bahan bacaan lewat Google aja. Kalo untuk materi UKOM nya aku mengandalkan latihan UKOM Profesi dan rangkumannya yang ku buat sendiri. Saat itu mikirnya, soal UKOM profesi ini lebih susah dari UKOM D3 jadi lumayan melatih diri dengan studi kasus soal yang susah buat menghadapi SKB nanti.

Mempelajari rangkuman materi kesehatan umum bukan menjadi hal yang sulit bagiku, karena bisa dengan membaca sesering mungkin dan meluaskan bacaan terhadap isu atau program terbaru. Sambil menghafal & membaca, melatih diri dengan latihan soal sambil menggunakan timer. Targetku 1 soal yang mudah, harus bisa dikerjakan kurang dari 1 menit.

Saat H-14 Hari, rangkuman materi kesehatan umum yang kumiliki 95% sudah dihafal, tinggal menyesuaikan dengan FR yang keluar dari mereka yang sudah ujian, dikroscek dan dibandingkan dengan rangkuman yang kumiliki, sama gak sih? Atau rangkumanku jika ada yang kurang/terlewat, maka giliranku menambah hafalan..  begitupun seterusnya hingga H-5 jadwal ujianku aku sudah bisa memahami pola materi soal yang kemungkinan keluar di ujianku nanti. H-2 ujian, aku berhenti belajar, membiarkan otak istirahat sejenak. Saat itu aku punya target dalam hati harus bisa raih skor 400 di SKB. Karena hasil integrasi 60% lebih banyak diambil dari SKB. Bismillah.. wallahu’alam..

Di hari H ujian, sama seperti ujian yang selama ini kulewati, hanya bisa berdoa, minta dikuatkan hafalannya, minta dilancarkan, jika ada yang kesulitan, maka minta dipermudah. Sesuai prinsip, menggunakan trik “One Minute Skip”. Setiap soal gak boleh lebih dari 1 menit, kalo udah lewat 1 menit, maka harus lanjut ke soal berikutnya, inilah kenapa saat berlatih soal aku gunakan timer, supaya bisa tau estimasti 1 menit itu tanpa harus sering-sering nengok timer yang hanya bikin kita panik 😨. Soal-soal yang susah, dijawab di akhir aja sekaligus kembali merevisi soal yang masih ragu-ragu/butuh dikoreksi. Setiap kali menemukan soal yang sulit, Cuma bisa di sholawatin sambil istighfar, berharap dikembalikan ingatan hafalan atau diarahkan ke jawaban yang benar, mikirku adalah barangkali kesulitan soal yang kita hadapi adalah bagian alasan karena banyaknya dosa kita, yakan..😣

Alhamdulillah.. antara kaget, seneng sekaligus sedih, kaget sedih ya karena gak berhasil ngeraih skor yang kutargetkan (kurang dikit sih), tapi senengnya skor yang kuraih berhasil jadi rank 2 di SKB sesama rivalku di Solo. Sebenarnya, berada di fase ini, kita sudah bisa menghitung hasil final kita apakah akan lulus CPNS atau enggak. Tapi, saat itu nyaliku belum cukup kuat wkwk. Okelah akhirnya fokus buat persiapan wisuda Profesi Bidan dan kembali ke Semarang mengurus pindahan dan perpisahan sama temen-temen disana.. so sad.πŸ˜“

5.    HIKMAH DAN KEJUTAN

30-10-20. Tanggalnya cantik. Hari dimana kejutan dari Allah datang. Tepat jam 12 malam, pengumuman final hasil integrasi SKD & SKB keluar. Sujud syukur Tabarakallah Alhamdulillah wa syukurillah, resmi dinyatakan LULUS CPNS.πŸ’žπŸ˜

Banyak yang bilang, “enak ya, udah punya gelar Profesi, langsung jadi PNS”. Sepertinya kuanggap diriku beruntung, beruntung atas doa-doa orang tuaku, beruntung atas usaha yang kulakukan. Orang hanya melihat endingnya aja, mereka gak tau apa yg sudah seseorang lalui untuk mencapai titik menangnya. Lagipula, ada yang harus ku perjuangkan lagi, yaitu penyesuaian gelar ijazah Pend. Profesi karena saat pengangkatan CPNS menggunakan ijazah D3. It’s Okay! Sudah ada jalan regulasinya, tinggal tunggu waktu yang tepat buat ngurusnya.

2 bulan kemudian, Desember 2020, kejutan kedua datang lagi, LULUS UKOM Profesi.πŸ’ž FINAL sudah tahun ini. Tugas orang tua mengantarku lulus hingga Pendidikan Profesi selesai, hadiahku untuk mereka adalah jabatan baru ini, semoga bisa bermanfaat untuk profesi & keluarga juga orang lain. Aamiin.

6.    SKENARIO ALLAH πŸ’š

Jika kita buat timeline dan kita tarik garis, semua kejadian yang kulalui seperti mengantarku pada titik ini. Allah hanya memintaku menunggu. Tunggu dulu setahun, semua yang diusahakan akan terbayar. Dari mulai gagal, jawaban istikharah, kemudahan yang kulalui selama seleksi CPNS, kemudahan yg kulalui selama kuliah hingga pada akhirnya mengantarkanku pada formasi dengan jumlah pelamar yang lebih sedikit dari pada umumnya, bahkan dari semua pikiranku seperti sedang beruntung, seperti semuanya terasa kok aneh, tapi rupanya Allah punya skenario terindahnya yang bahkan sulit dinalar pikiran manusia pada awalnya. Yaa memang, kita di dunia kan hanya sebagai ‘wayang’ di sebuah panggung dengan script writer skenarionya hanya Allah yang memegang kendalinya. Tugas kita ikhtiar ikhtiar ikhtiar dan tawakkal. Jangan gunakan ambisi, biar gak maksa, jangan gunakan hati saat ikhtiar, biar gak kecewa sama ekspektasi, biar menjadi hamba yang ikhlas menerima semua takdir-NYA.

Bulan November lalu, saat beresin rak buku, tiba-tiba nemuin binder lama (yang dari SMA), dan keinget tulisanku dulu bahkan aku udah lupa pernah nulis apa aja, wallahi, beneran lupa. Qodarullah, yang ditulis disitu terwujud 100% sampai di titik ini (yang belum tercapai itu ya kuliah S2, naik haji & nikah wkwkwk). Ini ngetiknya sambil nginget momen pas baca binder itu, terharu.. gemeteran rasanya, skenario Allah melalui Law of Attraction yang kutulis dengan tanganku sendiri sungguh luar biasa. Profesi yang diakui negara tetep Bidan, tapi buktinya nulis novel & cerpen tetep jalan wkwk..πŸ‘

Law Of Attraction : Hukum tarik-menarik, dimana apa yang kita pikirkan dan rasakan -melalui alam bawah sadar- sadar ataupun tidak, akan ditarik dan terjadi di kehidupan nyata!

Maasya Allah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

YUK MULAI NULIS IMPIANMU.. JANGAN TAKUT! ADA ALLAH.

Friday, 11 December 2020

FULL UPLOAD! LATIHAN UKOM BIDAN D3 & PROFESI - RANGKUMAN CPNS

 ASSALAMU'ALAIKUM...

Hello semuanya.. Buat kalian yang sedang atau akan menuju UKOM Bidan, kalian bisa download file berisi soal-soal latihan pada Link yang kusertakan dibawah ini. Semangat Belajar.. Semoga Bermanfaat!πŸ‘πŸ˜‡



Buat kalian yang lagi nerusin kuliah ke jenjang Pendidikan Profesi, pasti bingung buat belajar UKOM nya mengingat jenjang ini baru bagi dunia kebidanan, sehingga Bank Soalnya belum banyak seperti D3, bahkan sampai tahun ini pun, belum ada buku latihan yang dijual khusus untuk Ukom Profesi Bidan. Nah soal-soal yang kubagikan ada beberapa file ASLI, yg mana soal tersebut adalah hasil hafalan teman-teman seangkatanku juga.
Semoga sharing yang kubagikan bisa menambah bank latihan soal kalian..

Untuk Ukom Profesi, Kalian bisa langsung Klik pada kotak diatasπŸ‘†πŸ‘† atau 
copy link ini : bit.ly/ukomprofesibidan



Kalian bisa langsung Klik pada kotak diatasπŸ‘†πŸ‘† atau 
copy link ini : bit.ly/ukombidand3



DOWNLOAD RANGKUMAN CPNS
LATIHAN TKD, SKB BIDAN, SKB KESMAS

****

Jangan lupa, simak juga artikelku yang lainnya, banyak pembahasan menarik disana terutama untuk para bidan & calon bidan. Sudah baca tapi merasa belum jelas? Giliran kalian tonton videonyaπŸ˜€

SUBSCRIBE YOUTUBE klik:  Imachay Putri. 
Disana banyak video yang membahas seputar kuliah Kebidanan dan penjelasan mengenai jenjang baru pada UU Kebidanan. Penasaran kan? Yuk buruan Subscribe dengan klik langsung link nama diatas!πŸ‘


Setelah ini, jangan lupa SHARE ke semua sosial media yang kalian punya..
see youπŸ’š
Wassalamu'alaikum






Best Regard, Ima Nurcahyanti P, S.Tr.Keb, Bdn.

Wednesday, 12 August 2020

SEMALAM KE BANDUNG TAPI SERU!

 


Pengalaman jalan-jalan ke Bandung mendadak! siapa takut.. πŸ˜†
Halo teman-teman semua.. Kali ini saya akan berbagai cerita tentang pengalaman waktu saya mendadak ke Bandung. Kok mendadak? Iya, soalnya tanpa rencana tiba-tiba aja ada temen nagajakin pengin ke Bandung, kebetulan posisi saya kerja libur di Weekend.
Saat itu saya mulai mengurus segala keperluan di hari sabtu, dan berencana pergi di hari Minggu sampai Senin. Saya ambil cuti sehari. 

25-26 Maret 2018 laluu..
Nah.. Saya mulai mencari referensi tempat menginap, sementara teman saya bertugas pesan tiket kereta dan mencari referensi sewa transportasi selama disana. Oke, akhirnya saat itu kami memutuskan menginap di Fave Hotel di Braga. Kebetulan sedang diskon πŸ˜‹ saat itu saya memilih kamar dengan 2 single bed plus fasilitas sarapan pagi, waktu itu berpikir supaya kami gak perlu repot-repot cari sarapan keluar karena posisi hotel berada di dalam Mall dan pasti males untuk keluar sekedar cari makan. Alasan kedua kenapa memilih hotel di Braga karena ingin memilih penginapan yang dekat dengan Stasiun. Saat liburan, saya memang lebih prefer memilih lokasi penginapan yang dekat dengan lokasi stasiun/bandara dibandingkan memilih penginapan yg dekat dengan lokasi wisata, pertimbangan saya jika ada hal tidak diinginkan terjadi, saya tidak perlu kesulitan untuk segera pulang menuju stasiunπŸ˜‡

25 Maret 

Kami berangkat dari Stasiun Bekasi dengan keberangkatan pukul 5.38 pagi menggunakan kereta Argo Prahyangan (ekonomi premium), harganya pun murah tidak sampai 100ribu kala itu. 

Kemudian, sesampainya di stasiun Bandung, kami sudah janjian dengan orang penyewa motor, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan motor saja supaya lebih mudah karena hanya berdua dan teman saya pun sama-sama bisa nyetir motor. Harga sewa motor vario saat itu sekitar 100rb/hari cukup dengan menyerahkan KTP/SIM. Setelah mendapatkan kendaraan, langsung deh kita menuju hotel untuk sekedar menitipkan barang dulu di resepsionis sekalian check-in, karena saya dan teman berencana mau langsung jalan-jalan keliling BandungπŸ˜†

Tujuan kita pertama adalah mencari makan siang hehe.. Saya cuma sekedar mencari di google, akhirnya kita makan di sebuah rumah makan. Setelah itu kami menuju Tangkuban Perahu, karena posisinya siang, harapannya kami bisa ngadem disana, walaupun sudah berkali-kali ke Tangkuban Parahu, tapi rasanya gak pernah bosan. Sebelum menuju kesana, kami sempatkan untuk berkeliling Kota Bandung, mengelilingi Kawasan Masjid Agung untuk menikmati suasana Kota Bandung.. Kami memilih jalan pintas dengan melewati Puncak Puncluit menuju arah Lembang. Dan benar saja, di daerah Puncak Puncluit itu banyaaak sekali rumah makan yang ramaii sekali pengunjung sampai waiting list. Kami pun berniat akan mampir makan kesana nanti sore.

Sebelum tiba di puncak, kami melewati banyak rimbunan Hutan Pinus dengan warung-warung kecil dan fasilitas foto-foto, tapi kami tetap lanjut sampai di puncak. Tiket masuk Tangkuban Parahu 18.000 untuk motor + biaya tiket 30.000/orang domestik, jadi totalnya hitung sendiri ya.. hehe. Jika teman-teman menuju puncak, kalian pasti melewati kawasan Hutan dan tiba di persinggahan pertama yaitu tempat parkir Bus/Mobil, disana juga tersedia berbagai macam warung dan fasilitas Shuttle Bis untuk pengunjung yang rombongan sehingga untuk menuju puncak harus menggunakan Shutte Bus tersebut (harganya saya lupa sekitar 15-25ribu). Karena kami menggunakan motor, kami langsung tancap gas menuju puncak...
Setelah di puncak, tentunya kami foto-foto dulu, berjalan kaki, menanjak sampai atas dan keliling ke pasar seni disana. Setelah cukup lelah, saya memutuskan duduk di salah satu bangunan disana sambil memesan jajanan Bakso kerikil dan Batagor. Jangan ditanya betapa sejuknya, jadi rasanya mau ngemil terus deh..πŸ˜† Tidak sampai 3 jam kami memutuskan keluar Tangkubah Parahu.

Masih di Lembang kami sengaja memilih wisata yang masih satu arah dengan Tangkubah Parahu atau setidaknya masih satu wilayah di Lembang ini juga salah satu trik supaya bisa menghemat waktu, Destinasi kami selanjutnya adalah wisata ke Farm House Lembang. Biaya parkir motor 5000 dan tiket masuk Farm  House 25.000 (plus kalian bisa menukarkan tiket dengan satu gelas susu berbagai rasa)

Di dalam Farm House ini memiliki berbagai area dengan berbayar, seperti Rumah Hobbits, Taman Kelinci, Gembok Cinta, dll. Jadi jika kalian tidak ingin membayar lagi tapi ingin mendapatkan spot foto yang bagus, kalian tinggal berkeliling menyusuri seluruh Farm House untuk mendapatkan spot foto terbaik πŸ‘ Jangan lelah ya.. Karena setiap arsitektur dan pemandangan disana semuanya bagus untuk difoto. Kalian juga bisa foto bersama perempuan-perempuan yang memakai baju ala-ala Holand.

Ketika waktu sudah hampir sore, kami memutuskan kembali ke Bandung. Tentunya dengan kembali melewati jalan Puncak Punclut hingga akhirnya kami memutuskan untuk mampir di rumah makan di kawasan Puncak Punclut itu. Disana banyak sekali pilihan, ada Rumah Makan Teh ITA, RM. Sangkan Hurip 1 dan 2, dan tempat nya benar-benar ramaiii sekali. Karena saya dan teman saya sudah tidak sabar menunggu, akhirnya kami memilih yang lumayan tidak terlalu antri pengunjungnya. Dan makanan khas sunda tersedia semua disana. Saya memesan satu menu spesial yaitu tutut (kerangsawah)😁

Setelah kenyang, kami langsung kembali ke Hotel untuk beristirahat. Sedikit informasi, berhubung Fave Hotel Braga ini berada di dalam Mall, sehingga kami mendapat kamar yang tidak memiliki jendela. Letaknya ada di ujung lorong hehe.. Tapi kalau soal fasilitas, bisa searching review nya di google yaa.. Nyaman kok. Saya juga bisa meminjam mukena & sajadah dan diantarkan ke kamar.

Rencana ba'da maghrib sekitar jam 7 malam kami memutuskan kembali berkeliling Bandung. Kali ini tujuan kami adalah Ciwalk (Cihampelas Walk). Sebelum kesana, kami ingin berbelanja dulu, tentunya Bandung kan terkenal dengan pusat fashion. Saya mengajak teman saya menuju sebuah toko fashion besar terkemuka bernama 'Heritage'.. Semua pakaian laki-laki dan wanita serta anak-anak disana ada, lengkap. Bahkan kalian yang ingin mencari souvenir/kado atau hijab pun disana ada. Kualitasnya cukup bagus sehingga harganya tidak bisa terbilang murah, tapi worth it dengan kualitasnya. Saat itu saya membeli dompet dan hijab, sementara teman saya membeli sebuah atasan tunik. 

Kembali ke rencana awal, kami pun jalan-jalan di Ciwalk. Sebelumnya kami sempatkan berkeliling lagi sampai ke Gedung Sate Lapangan Gasibu demi menikmati suasana malam Bandung yang dingin.. Kemudian menelusuri Skywalk dengan berjalan kaki dan mencari panganan untuk cemilan. Kebetulan kami berdua sama-sama suka makan hehe. Setelah muter-muter untuk membeli ini itu, kami memutuskan untuk nongkrong di Warunk Upnormal sampai hampir tengah malam.

26 Maret..

Keesokan harinya kami disambut dengan sarapan di hotel. Jika harus di review ya semua makanannya enak. Tapi saya tidak mencicipi makanan berat. Kami berdua hanya mengambil buah, roti dan sereal. Untuk penyajian menunya memang sangat lengkap dan banyak pilihannya. Pokoknya gak rugi deh.. Nah, setelah sarapan, kami pun mulai packing barang, memeriksa kembali semua barang-barang untuk bergegas pulang karena kereta kami jam setengah 12 siang. Sambil menuju stasiun kami mampir ke dua toko oleh-oleh, Prima Rasa dan Kartika Sari karena selera kami berdua berbeda hehe.. Setelah selesai memborong oleh-oleh, kami masih mampir membeli siomay dan batagor khas Bandung dekat Stasiun, rasanya memang enaak banget. Sengaja kami membeli banyak cemilan karena sambil menunggu jadwal keberangkatan, kami juga menunggu si penyewa motor karena kami janjiann di Stasiun. Jika dihitung, dengan semua perjalanan kami, kami hanya mengisi bensin satu  kali yaitu saat di awal saja sebanyak 25.000.

Sebenarnya tidak cukup jalan-jalan di Bandung hanya sehari, namun berhubung kami sudah sering ke Bandung, sehingga tidak menjadi masalah. Cerita ini hanyalah referensi jika ingin liburan singkat di tengah jadwal kerja yang padat demi melepas penat.

SEKIAN CERITANYA~ πŸ’šπŸ’šπŸ’š






Wednesday, 15 July 2020

EDUKASI COVID-19 #RELAWANKEMDIKBUD

Assalamualaikum.. Om Swastyastu Selamat Siang Namo Budaya Salam Sejahtera.. 

Menindaklanjuti Project Relawan Kemdikbud Batch I
Materi edukasi yang kami bagikan dalam link berikut merupakan materi edukasi yang *TELAH MELEWATI TAHAP PERBAIKAN, baik Poster dan Video edukasi COVID19. Dan kami menambahkan edukasi Video Berbahasa Daerah (new)πŸ™‚

APA SAJA MATERI YANG DIBERIKAN?
Kode 02 : Materi tentang Flatten The Curve. Teori melandaikan kurva di era pandemi
Kode 03 : Materi tentang Karantina Mandiri. Anjuran untuk dirumah jika tidak ada keperluan mendesak
Kode 04 : Materi tentang Penggunaan Masker. Cara perawatan, melepas dan mencuci yang benar
Kode 05 : Materi tentang Himbauan untuk tidak mudik, tidak berpindah tempat.
Kode 06 : Materi tentang Kapan harus ke fasilitas kesehatan di era pandemi?

Materi edukasi tersebut dapat di download melalui berbagai Link berikut ini :

1) Poster Bahasa Indonesia

Poster 2. Flatten the Curve
Poster 3. Karantina Mandiri
Poster 4. Penggunaan dan Perawatan Masker
Poster 5. Himbauan tidak mudik
Poster 6. Kapan ke Fasilitas Kesehatan
Link akses Poster : KLIK DISINI

2) Video Bahasa Indonesia

Video Naskah yang tersedia hanya materi 02, 04, 05, 06. 
Link akses VIDEO BERBAHASA INDONESIA : KLIK DISINI VIDEO BAHASA INDONESIA

3) VIDEO BERBAHASA DAERAH (updated)

Materi "Flatten The Curve" Klik Link berikut : MATERI 02 BAHASA DAERAH
Materi "Penggunaan Masker" Klik Link berikut  : MATERI 04 BAHASA DAERAH
Materi "Himbauan Tidak Mudik" Klik Link berikut : MATERI 05 BAHASA DAERAH
Materi "Kapan harus ke Fasilitas Kesehatan??" Klik Link berikut : MATERI 06 BAHASA DAERAH


"Materi edukasi silahkan disebarluaskan dalam platform apa saja dengan tetap menyertakan sumbernya"

*ada kemungkinan drive akan mengalami overload karena banyaknya yang mengakses. File berbahasa daerah akan terus di update mengingat banyaknya bahasa daerah di Nusantara πŸ‘

Terima kasih πŸ’š
Salam sehat,
Pilot Project Team 
#Relawan Kemdikbud
#RELAWANCOVID19NASIONAL
#BalaiErona #COVID19
Any question? @imachay_

Saturday, 27 June 2020

UU KEBIDANAN TERBARU & PENDIDIKAN KULIAH BIDAN (UPDATED) + FAQ

[[NEW UPDATED]]
Assalamualaikum teman-teman, adik-adik dan kakak-kakak semua..

Gimana kabarnya hari ini? Semoga selalu dalam lindungan-Nya.
Saya akan kembali mengingatkan, jika teman-teman/adik-adik ingin membaca artikel tentang Pengalaman kuliah bidan saya di dua kampus Poltekkes yang berbeda? Silahkan langsung baca Artikel saya sebelumnya : KLIK DISINI

Di Channel Youtube saya banyak membahas mengenai Kuliah Kebidanan dari D3 sampai S2 Magister Kebidanan lho.. Penasaran kan seperti apa penjelasan langsungnya? 
Jangan lupa SUBSCRIBE disini !!


Kesempatan kali ini saya akan sedikit sharing tentang regulasi terbaru jenjang pendidikan yang termaktub dalam UU Kebidanan No. 4 Tahun 2019 dan Keputusan Menkes tentang Standar Profesi Bidan yang baru disahkan Juni 2020. Beberapa kali Ketua IBI Ibu Emi Nurjasmi sudah menyampaikan dalam seminar dan webinar mengenai regulasi tersebut.

Download file salinan UU Kebidanan th 2019 DOWNLOAD PDF

NEWW.. STANDAR PROFESI BIDAN Kepmenkes No. 320 Tahun 2020DOWNLOAD
Standar Profesi Bidan yang baru ini menjabarkan perbedaan kompetensi yang dimiliki lulusan Profesi Bidan dan Ahli Madya Kebidanan. 


DISCUSSION SECTION

Berdasarkan peraturan UU Kebidanan tahun 2019 Bab II Pasal 4 tentang Pendidikan Kebidanan, menyebutkan bahwa pendidikan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Akademik, Vokasi dan Profesi.  Hal ini menjelaskan tentang 4 Jenjang Pendidikan Kebidanan yang diakui UU, yaitu : DIII Kebidanan, S1 Profesi, S2 Magister dan Program Doktoral.

Pada Pasal 6 Ayat (2) menjelaskan bahwa bidan lulusan vokasi/ahlimadya dapat melanjutkan pendidikan jenjang profesi bidan dengan terlebih dahulu harus melalui pendidikan sarjana ditambah dengan pendidikan profesi. 
Jenjang gelar Profesi adalah bagian yang “tidak bisa dipisahkan” dari jenjang Sarjana (artinya WAJIB). Jenjang sarjana yang dimaksud adalah semua lulusan sarjana jurusan kebidanan, apapun gelarnya dan sebutannya (perlu dipahami, D4 adalahh sarjana/S1). Saya akan coba sharing tentang hal ini..

Regulasi terbaru ini menjelaskan bahwa ada beberapa poin penting perubahan, diantaranya:
1.      UKOM/UKBI hanya akan dilakukan bagi lulusan Ahli madya dan Profesi. Artinya, STR Bidan hanya terbit untuk lulusan DIII dan Profesi saja. Jenjang DIII memiliki sertifikat kompetensi/serkom, sementara Profesi memiliki sertifikat profesi.


2.      Sudah tidak ada lagi prodi D4 pendidik/klinik/komunitas. Saat ini, penyebutannya disamakan semua, yaitu Sarjana. Baik sarjana terapan/sarjana akademik
3.      Syarat pembukaan Praktek Mandiri Bidan adalah STR lulusan Profesi. Artinya, lulusan DIII bidan sudah tidak bisa membuka PMB, namun tetap bisa bekerja di fasilitas kesehatan seperti biasa. Bagi lulusan DIII "tidak wajib" melanjutkan ke jenjang Profesi, jika hanya bekerja di fasilitas kesehatan dan tidak berniat membuka PMB.


4.      Disampaikan Bu Emi dalam Seminar Pembahasan UU Kebidanan di Semarang pada November 2019 lalu, lulusan Sarjana kebidanan (apapun gelarnya), STR nya berakhir pada tahun 2020 atau sampai habis masa berlakunya dan tidak bisa memperpanjang lagi.
5.      Tidak boleh lagi ada institusi pendidikan yang membuka pendaftaran jenjang sarjana 0 tahun jika institusi tersebut belum membuka Prodi Profesi. Artinya, jika sebuah institusi swsasta/negeri mau membuka jenjang Sarjana (baik reguler/alih jenjang) maka harus memiliki Prodi Profesi
6.      Bagi para bidan senior yang sudah memiliki PMB namun belum melanjutkan Pend. Profesi, maka diberikan batas waktu sampai 2026 untuk melanjutkan pendidikannya. Bu Emi  mengatakan bahwa sedang melakukan usaha advokasi mengenai sistem pendidikan RPL.
(Disampaikan Bu Emi dalam Webinar tertutup dgn PD IBI Jabar 20 Juni lalu)
7.      Dalam Kepmenkes 2020 juga dijabarkan beberapa perbedaan kompetensi bagi lulusan Ahlimadya dan Profesi Bidan.


*perbedaan kompetensi DIII dan Profesi ini lebih rinci secara tindakan akan dijelaskan pada Kepmenkes th 2020 yg sedang proses revisi

8.      Bagian seksi bidang di Rumahsakit sudah dipisahkan dengan bagian tenaga Keperawatan. Sehingga dalam manajemen rumahsakit, profesi bidan sudah berdiri sendiri dibawah Ka. Seksi Bidang Kebidanan.
9.      Dalam Bab XI Pasal 73 dijelaskan bahwa bagi para bidan senior yang memiliki PMB dan belum melanjutkan profesi sebelum UU ini disahkan, maka : STR dan SIPB nya hanya berlaku sampai masa nya habis dan harus melanjutkan pendidikan profesi jika ingin tetap memperpanjang.
10. Atau pada Pasal 76 ayat (1) dijelaskan bahwa, bagi bidan lulusan D3 dan D4 yang memiliki PMB dapat melaksanakan praktik mandiri nya paling lama 7 tahun setelah UU ini disahkan.




Lama Pendidikan Bidan & Gelarnya
Berikut yang saya uraikan adalah per gelarnya. Sehingga memudahkan bagi rekan-rekan sejawat yang ingin melanjutkan pendidikan Alih Jenjang bisa langsung menghitung lama pendidikan yang akan ditempuh. Dan bagi adik-adik reguler dari 0 tahun atau dari SMA, maka tinggal menjumlahkan saja gelar mana yang akan diraih.


      DIII Kebidanan (A.Md. Keb) : Jenjang Ahlimadya ini merupakan pendidikan dasar ilmu kebidanan dengan ditempuh 3 tahun pendidikan. Pada akhir pendidikan wajib mengikuti UKOM/UKBI DIII sebagai syarat kelulusan dan mendapatkan STR.

      S1 Kebidanan ( S.Tr. Keb / S/Keb): Jenjang sarjana (dahulu disebut diploma empat), tidak ada perbedaan antara D4 dan S1 itu hanya sekedar penyebutan. Dahulu, jenjang ini dibagi menjadi beberapa prodi klinik/pendidik/komunitas, namun prodi tersebut sudah ditiadakan sejak tahun 2017. Per tahun 2020, lulusan bidan pada Jenjang sarjana ini WAJIB melanjutkan ke pendidikan Profesi Bd. Jenjang sarjana ini ditempuh dengan masa pendidikan 1 tahun, namun terdapat perbedaan penulisan gelar tergantung dimana menempuh jenjang ini. (Contoh : jika kuliah di Unair, maka akan diberi gelar S.Keb, jika lulusan Poltekkes gelarnya STr. Keb), hal ini tidak menjadi masalah. Mulai per tahun 2021 kelak, lulusan sarjana kebidanan ini tidak lagi difasilitasi pengadaan UKOM/UKBI.
permenristek dikti No. 44 thn 2015 

          Profesi  (Gelar Bd. / Bdn ) : Ini adalah jenjang baru yang disahkan UU tahun 2019. Sama seperti halnya dokter (coass) dan perawat (ners), Bidan lulusan Sarjana WAJIB melanjutkan ke Profesi Bd. Jenjang ini ditempuh dengan lama pendidikan meliputi Matrikulasi dan praktek full di faskes untuk melewati 11 stage selama 1- 1,5 tahun, namun lamanya melalui Matrikulasi ini tergantung pada masing-masing kampus. Pada jenjang profesi Bd. Ini pun wajib mengikuti UKBI level Profesi sebagai syarat diterbitkannya STR, dan UKBI profesi dilakukan hanya 2x dalam setahun, dengan prinsip ‘Exit Exam’ maka lulusan profesi bidan baru dinyatakan lulus jenjang ini jika lulus UKBI. Jenjang profesi Bd. Ini sifatnya wajib bagi yang ingin membuka praktek, artinya sekalipun sudah memiliki gelar lebih tinggi, tetap harus memiliki STR Profesi sebagai syarat pembukaan praktek.

       S2 Kebidanan (MTr. Keb / M.Keb ) : Pada jenjang kali ini akan ditempuh kurang lebih 2 tahun untuk menyelesaikan thesis. Terdapat perbedaan penulisan gelar, hal ini sama seperti halnya pada jenjang sarjana yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Walaupun sudah lulusan S2, jika ingin membuka PMB, maka tetap harus melanjutkan ke Pendidikan Profesi. πŸ˜‰
      S3 Kebidanan : Jenjang tertinggi dalam jurusan kebidanan ini sedang dalam proses pembuatan konsep dan sistem akademik pendidikannya.


Note : Segala hal yang saya bagikan disini, dan uraian kalimat yang saya tuliskan adalah mengacu pada UU Kebidanan No. 4 tahun 2019, Kepmenkes 2020 dan Permenristek dikti no 44 tahun 2015, adapun bahasa dalam sebuah undang-undang tentunya perlu dijelaskan oleh ahlinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, sehingga yang saya tuliskan disini adalah hasil dari penjelasan/pemaparan materi & sosialisasi dari para ahli tersebut. ;)

Reference :
UU Kebidanan No 4 Tahun 2019
Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015
Materi pembicara Seminar Implementasi UU Kebidanan oleh Poltekkes Kemenkes Semarang di Semarang, November 2019
Materi pembicara Webinar Jenjang Karir Bidan dalam Jabatan Fungsional oleh PD IBI Jabar, 20 Juni 2020 (Webinar ini belum dipublikasikan secara luas, namun jika teman-teman mau menyimak beberapa poin penting, berikut ada cuplikan video rekaman saat webinar berlangsung pada beberapa poin yang perlu diketahui semua Bidan : DOWNLOAD DISINI )



Friday, 21 February 2020

KULIAH BIDAN DIII & SARJANA PROFESI (full link & tanya jawab)

Assalamualaikum..
Halo semuanya..
Bersama dengan platform @intipjurusan dan @intipkuliah, saya ceritakan pengalaman kuliah kebidanan selama ini.
Gimana sih sistem kuliahnya dan apa aja yang dipelajari selama kuliah bidan. Lantas apa perbedaan kuliah D3 dan Sarjana? Trus apa sih itu jenjang kuliah Profesi Bidan?


Yuk baca dulu.
HAPPY READING ;) 


Buat adek-adek yang penasaran dengan kuliah Bidan jenjang D3 di POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3



Gimana sih kuliah bidan jenjang S1 Terapan & Profesi Bidan di POLTEKKES KEMENKES SEMARANG.. 

Lalu, apa bedanya lulusan Bidan S1 Profesi dan D3 bidan? Sudah diatur dalam Keputusan Menkes No. 320 tahun 2020, di dalamnya terdapat rincian semua kompetensi yang dicapai di masing-masing jenjang pendidikan. SILAHKAN BACA DISINI

Baca juga artikel lainnya yang membahas tentang Regulasi UU Kebidanan terbaru KUPAS UU KEBIDANAN + QnA

Jika masih belum jelas, kalian bisa simak video Youtube dalam pembicaraan Talk Interactive saya membahas Kuliah Bidan disini